Kapan Anda Menemukan Tuhan.?
Kami tidak memahami sedikitpun akan setiap episode penciptaan, kami hanya memahami betapa luasnya kuasa-Mu serta maha terpuji atas segala karunia-Mu. Engkau ciptakan lingkaran kehidupan yang bernama alam semesta, Engkau gerakan alam semesta dengan ketentuan dualitas keseimbangan, rumput-rumput liarpun tidak luput dari setiap ketentuan, sampai akhirnya Engkau memutuskan untuk membiaskan sedikit rahasia-Mu pada ciptaan-Mu yang paling sempurna ‘manusia’.
::: “Mereka bertanya kepadamua tentang ruh, jawablah olehmu : "Ruh itu urusan Tuhanmu, dan Aku tidak akan memberikan ilmu tentang ruh itu kecuali sedikit saja" (QS., Al Isra:85) :::
Engkau memilih untuk berada didalam setiap jiwa makhluk-Mu, lalu Engkau berikan kunci rahasia keberadaan-Mu pada para Nabi dan Rasul sampai terwariskan pada para Mursyid agar manusia dapat menemukan-Mu.
Berbeda dengan Adam yang engkau ciptakan dalam kesadaran mutlak, sementara keturunannya Engkau selubungi dengan 70 ribu hijab, hingga kami terkekang prasangka logika semu akan fitrah keberadaan-Mu dalam alunan senandung kehidupan.
Sebelum Nuh Engkau tugaskan untuk menunjukan kunci rahasia-Mu, manusia saat itu tidak perduli dengan siratan-siratan ayat-Mu yang Engkau pancarkan pada setiap materi di alam semesta ini, mereka lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu mereka ketimbang mencari esensi kebenaran. Perahu kayu itupun Engkau turunkan dari puncak bukit dan diperjalankan dalam hakikat jalan-Mu. Tidak banyak yang bisa menggapai perahu itu, namun demikianlah sebuah kebenaran telah memilih jalannya sendiri, kebenaran yang terkehendaki lahir dari sebuah niat kehendak pencari kebenaran itu sendiri. Perahu itu kini telah berlayar dalam samudra cahaya yang tiada tebatas, ia tidak mendapati ombak-ombak kemelut yang berlebihan, karena samudra itu telah menjadi istana cinta Sang pujangga dalam menanti berlabuhnya bahtera cahaya yang lama terpisah.
Sebagaimana dengan kaum Nuh, kaum Hud yakni suku Aad juga tidak mengenal-Mu, kaum ini Engkau karuniai bentuk dan postur tubuh yang tinggi dan besar (saat ini salah satu tengkoraknya udah ditemukan ‘ pada gambar pojok' bandingkan dengan dua manusia yg berada disisi tengkorak') kehidupan rohaninya tersajikan dalam membuat patung-patung yang diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yang disembah sebagai pengganti Dirimu.
Walau sebenarnya ini adalah sebuah kemajuan dari sisi pencarian ruhani pada sumber asalnya, namun lantaran diproses dalam nalar dan logika maka bermuara pada kesyirikan syariat yang nyata. Engkaupun mengutus nabi Huud untuk memberikan rahasia tentang diri-Mu, namun hanya sebagain kecil saja yang mengikuti nabi-Mu sebagaimana sebagain kecil yang mengikuti Nuh.
Engkau memaafkan Ibrahim lewat kegigihannya dalam mencari jalan untuk menemukan-Mu, karena dia sempat keliru menyandingkan sosok-Mu dibalik cahaya matahari dan rembulan. Engkau anugerahkan perjumpaan-Mu dengannya lewat tangan namruz dengan kobaran apinya. Namun manusia belumlah sempurna memahami jalan rahasia-Mu, karena dari mereka banyak yang belum menemukan-Mu.
Engkaupun mengirim Yesus (Isa) putra Maryam, lalu Ia dibaptis disungai Jordan untuk menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menemukan kerajaan-Mu, karena sebagian ummat kala itu mengingkari apa yang dikabarkan oleh Musa dan Harun.
Engkau hadirkan sosok sempurna yang terpercaya Habibillah Muhammad. saw sebagai penyempurna dari segala metode kebenaran, yakni jalan menuju singgasana-Mu melalui mi’raz. Sebagaian manusia saat itu bahkan hingga saat ini mengaku mengenal-Mu, tapi mereka tidak sadar jika mereka belum mengenal-Mu secara hakiki, mereka hanya mengenal nama-Mu, ciptan-Mu, Sifat-Mu tapi mereka menyangsikan perjumpaan dengan-Mu, padahal perjumpaan dengan-Mu adalah nyata adanya dan itu adalah bagian dari kesadaran Syahadat selagi hidup didunia.
::: "Mereka mengetahui sesuatu yang tampak dari kehidupan di dunia, sedang mereka lalai tentang kehidupan akhirat” " Dan tidaklah mereka memikirkan tentang diri mereka ? Allah tiada menjadikan langit dan bumi dan apa-apa di antara keduanya melainkan dengan sebenarnya dan waktu tertentu. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia ingkar terhadap pertemuan dengan Tuhannya. " Ar-Ruum (QS.30 ayat 7-8) :::
Episode hidup telah berjalan dalam waktu yang begitu panjang, setiap guratan zaman membawa kejadian tersendiri dalam menyingkap tabir-tabir hijab agar diri menemukan esensi Tuhan sesungguhnya. Hingga saat ini, banyak yang merasa mengenal Tuhan namun sebenarnya mereka belum menemukan Tuhan, mereka mengenal dari Ciptaanya berupa alam semesta, namun itu adalah sebuah hijab dari keberadaan Tuhan itu sendiri. Mereka mengenal dari untaian puja dan puji akan nama-nama Tuhan, namun itu baru sebatas frase terluar dalam menemukan Tuhan.
Wahai sahabatku… Engkau harus menemukan Tuhanmu dalam penglihatan yang nyata agar sempurna lantunan Syahadatmu.. Engkau harus memandang Tuhan melalui Mi’raz sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.
::: "Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu Allah pasti datang. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. " (QS.29 ayat 5 ) :::
Demikianlah yang tergores dalam setiap kitab-kitab suci tentang perjalanan spiritual (injil, taurat zabur, weda dll ). Itulah singgasana kerajaan dalam dirimu, Kerajaan Allah.
:::"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. " Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. " Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya... " " Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami itu bimbang di dalam kesesatannya. " (QS.10 ayat 7-11)
::: Dalam Suluk Wujil, sunan Bonang bertutur :
Endi ingaran sembah sejati
Aja nembah yen tan katingalan
Temahe kasor kulane Yen sira nora weruh
Kang sinembah ing dunya iki
Kadi anulup kaga Punglune den sawur
Manuke mangsa kenaa Awekasa amangeran adam sarpin
Sembahe siya-siya
Artinya : “manakah yang disebut sholat yang sesungguhnya?
Janganlah menyembah bila tidak tahu siapa yang disembah.
Akibatnya akan direndahkan martabat hidupmu.
Apabila engkau tidak mengetahui siapa yang disembah didunia ini,
engkau seperti menyumpit burung.
Pelurunya disebar tetapi tak ada satupun yang mengenai burungnya.
Akhirnya cuma menyembah adam sarpin, penyembahan yang tiada berguna”
Maha besar Allah dengan segala pancaran Cahaya kebenaran-Nya (firman).
21 Mei 2010 pukul 07.25
Luar biasa indah isi, susunan kata-kata....makna yang tersirat didalamnya. Dengan ini kita telah membuktikan diri kita bahwa kita bukanlah apap-apa, sehingga arogansi hanya akan membutakan diri kita dari yang hakiki. menmukan tuhan bukan dalam ayat-ayat, bukan ditempat-tempat dimana kita sering mencarinya, bukan pula dalam hiruk-pikuknya tradisi-tradisi yang dekeramatkan. Semua itu hanya dekoratif, sarana untuk menegakan keimanan; Tuhan hanya dapat ditemukan dalam cinta, kasih sayang, pengabdian, sehingga seorang sufi pernah berkata...kemanapun anda memalingkan wajah...disana anda akan melihat wajah Tuhan....Tuhan yang begitu rahasya, dapat ditemukan dalam cinta, kasih sayang, pengabdian; olah tubuh tidak dapat menemukan Tuhan, olah fikir, kontemplasi dapat menuntun mencapai Tuhan.........peace