Welcome

Selamat datang, semoga
bisa memetik hikma dari
berbagai isi Blog ini......
Jangan lupa tinggalkan
Pesan atau komentar....
Makasih..Salam Cahaya..

Makna sebuah kemiskinan

Mungkin alam yg enggan bersahabat dengannya sehingga setiap episod mimpinya yang mulai terangkai, seketika pupus dan lenyap dalam cabikan kemelut hidup yang tak bisa ia pahami, seirama tetesan keringat di dahinya yang keriput, ia mencoba menahan getir jiwa yang membara akan luapan rasa yang bergemuruh dan bersemi pada helai-helai harapaan dalam bingkai makna raga di perbatasan harapaan.

Ooo..ternyata aku keliru akan pandanganku sendiri karena jiwaanya bersuara nyaring dan menyentak sadarku akan hakikat dirinya, dan akupun belajar dari ungkapan jiwanya.

Dia tidak pernah mengeluh.. karena tempatnya bukan disitu... dia adalah insan yang bahagia dengan karunia yang ada.. walau seribu mata menatapnya dalam pandangan fakir.. jiwanya telah merdeka akan hal yang demikian.. mereka hanya memahami sebatas pahatan alam yang tersaji dalam bentuk sesuai keinginan ego mereka. tapi mereka sendiri tidak memahami kalau mereka sendiri lebih fakir dari dirinya.

Mereka memahami hidup pada dimensi yang rendah dimana materi sebagai landasan dan tolak ukur akan segala irama hidup, bahkan mereka mengukur segalanya dari sana, lalu menghitung nilai sebuah kemiskinan juga dari sana. Paramater apapun yang mereka gunakan tidak mampu mengukur pada sendi-sendi terdalam dari makna hakiki akan sebuah falsafah hidup secara general dalam pondasi keadilan yang akurat seirama keadilan dari sifat Tuhan itu sendiri.
Marilah belajar untuk tidak memahami dari sisi yang sempit akan sebuah keadaan karena betapa kelirunya ketika diri menyadari kesemuanya. Tapi belajarlah untuk memahami segala sesuatu dengan keselarasan dari kombinasi rangkaian nalar yang terfilter oleh intuisi yang jernih.

Kemiskinan materi sesungguhnya adalah sebuah keadaan yang tidak terlalu berefek pada hal-hal yang besar dari system hidup manusia, namun manusia sendiri cenderung memfokuskan pada hal ini sebagai sebuah dilema sosial yang dapat merusak struktur tatanan lainnya, memang benar ada kesemerawutan ketika kemiskinan adalah sebuah alasan untuk berbagai tindakan kriminal. Akan tetapi sesungguhnya kemiskinan jiwalah yang lebih berbahaya dari pada kemiskinan materi itu sendiri.

Banyak orang miskin secara materi tetapi menjalani hidup penuh dengan ketenangan ketika ia tidak mengalami kemiskinan jiwa, namun sebaliknya kemiskinan jiwa yang tak terbendung dapat merusak suatu negara bahkan dunia sekaligus. Sadarkah seseorang itu mengalami kemiskinan jiwa,? Tidak. Umumnya kita tidak menyadari kalu kita mengalami kemiskinan jiwa, mereka yang berada disekitar kitalah yang merasakan efek dari kemiskinan jiwa kita.
Namun ketika kita menyadari dan berjalan pada dimensi pembersihan jiwa maka kita juga harus menerima konsekwensi dari berbagai akibat akan sebab yang selama ini tebias dari jiwa kita. Jiwa yang miskin yang selama ini telah menjadikan orang-orang lain sebagai budak bahkan diri sendiri juga ikut menjadi budak dari kemiskinan jiwa itu sendiri : Al-Quran : Surat al-Balad 10 – 13 : “ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” “ Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar” “ Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? “ “ (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, “ Makna hakekat ayat diatas adalah sebuah jalan mendaki dalam proses membebaskan diri (yang terbudak) dari perbudakan akibat jiwa yang miskin, lebih jauh lagi Allah berfirman dalam surat : Al-Maun ayat 1 – 7 :
 1. Ara’aital lazi yukazzibu bid din. Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama?

2. Fa zalikal lazi yadu’ ul yatim. Itulah orang yang menghardik anak yatim.
::: Makna anak yatim secara Hakikat adalah makna dari ruh yang ada dalam diri dan tidak mengenal sumber asalnya (yatim) sehingga tanpa kita sadari ketika jiwa mengalami kemiskinan maka kita telah menghardik ( menjerumuskan / menyiksa ) ruh kita sendiri untuk tidak merespon segala sesuatu dari sumber asal-Nya yakni Cahaya Ilahi, kaum mistik Kristen memaknai anak yatim disini secara hakikat adalah sebagai anak Tuhan (yesus) dimana pada setiap jiwa sesungguhnya terdapat esensi yesus.:::

3. Wa la yahuddu ‘ala ta’ a’mil miskin. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
::: Makna tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, adalah maknah jiwa yang tidak menganjurkan diri untuk mendapatkan pancaran cahaya Ilahi akibat terpenjaranya ruh (anak yatim) sehingga hanya kecelakaanlah walau diri melaksanakan Shalat sebagaimana ayat selanjutnya:::

4. Fa wailul lil musallin Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,

5. Allazina hum ‘an salatihim sahun Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya
::: Makna lalai dalam sholat adalah ketika sholat hanyalah sebatas gerakan dalam struktur tata krama beragama, tetapi tidak memiliki esensi sholat itu sendiri sebagaimana rasulullah bersabda : “ Sholat adalah Mi’raznya orang-orang mu’min” (mi’raz adalah fase perjumpaan dengan Tuhan sebagaimana dalam bacaan pembuka sholat ; inni wah jatu waja hiya lillazi ; kuhadapkan wajahku kepada wajah Allah)::

Jika yang demikian adanya kondisi jiwa seseorang, maka yang ada hanyalah kemiskinan yang melebur menjadi jati diri yang jauh dari Cahaya ke-Tuhanan sehingga diri menjadi riya sebagaimana ayat selanjutnya : 

6. Allazina hum yura’un  Yaitu Orang-orang yang berbuat riya
7. Wa yamna na ‘Unal ma’un ;  Dan enggan ( menolong dengan barang berguna )
::: Dalam tafsir Al-Quran, barang berguna diartikan sebagai Zakat, dan itu adalah secara syariat. Namun secara hakikat adalah sebuah jalan menuju Kebenaran yang dilalui dengan berbagai tahap dan proses guna mencapai kemerdekaan jiwa dari esensi kemiskinan yang sesungguhnya. Dan umumnya orang-orang enggan untuk menempuhnya dalam menolong diri mereka sendiri.:::

Fenomena akan sebuah kemiskinan jiwa mampu menciptakan berbagai efek dalam hidup yang jauh lebih dahsyat dibandingkan fenomena kemiskinan secara materi. Seseorang yang jiwanya terbebas dari kemiskinan akan merasa cukup dengan segala karunia yang ada, tetapi seseorang yang miskin jiwa tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diraihnya walaupun menurut pandangan umum ia telah berkecukupan.

Sesungguhnya keserakahan dan ketamakan senantiasa menjadi bagian dari bingkai jiwa yang miskin. Lihatlah bagaimana hancurnya sebuah negara Irak akibat dari kemiskinan jiwa para penguasa amerika dan sekutunya, demikian juga dengan berbagai kerusakan dari sendi-sendi ekonomi pada berbagai negara akibat pemimpin-pemimpin negara tersebut yang mengalami kemiskinan jiwa. Dan sesungguhnya kemiskinan materi dapat diatasi dengan jiwa yang telah merdeka, namun kemiskinan jiwa tidak dapat diatasi dengan keberlimpahan materi. Saya secara pribadi kagum dengan sebuah makna pada teks lagu Indonesia raya yaitu ; “bangunlah Jiwanya bangunlah Badannya” dimana jiwalah yang terlebih dahulu dibangun agar tidak miskin sehingga selanjutnya akan lebih muda ketika kita membangun Badan…. Merdeka.. Merdekalah Indonesiaku.. seirama Merdekanya jiwaku.. agar Merdeka juga saudara-saudari sebangsaku dari kemiskinan jiwa…

Posting Komentar

Anda punya saran atau komentar..silahkan biar kita bisa berbagi. gunakan acount anonymous bila tak punya count google atau lainnya.

::: Narasi perjalanan menuju Tuhan :::
(Scr Narasi : Attar )
Luangkan waktu anda sejenak... Rilex dan tenang dalam damai lalu dengarkan alunan NARASI dibawah ini..... Pahami dengan hati dan Renungkan hikmahnya Semoga bermanfaat..........Tq.
.