Welcome

Selamat datang, semoga
bisa memetik hikma dari
berbagai isi Blog ini......
Jangan lupa tinggalkan
Pesan atau komentar....
Makasih..Salam Cahaya..

Gerak Jiwa, Gerak Alam, Gerak Ilahi

Wahai kekasih Jiwaku..............
Wahai Sang penuntun Diriku......
Hamba ingin mengembalikan kepada-Mu, apa-apa yang dari-Mu karena memang tidak ada yang aku miliki saat ini, saat lalu maupun saat yang akan datang. Olehnya biarlah rangkaian kalimat inipun semuanya dari-MU dan karena-Mu jua.


Dengan jalinan kasih yang Engkau pancarkan, telah memberiku pemahaman betapa indahnya karunia-Mu atas segala rasa yang termaknai diantara serpihan hidup yang terpaut dalam lingkaran rotasi alam kehidupan. Kadang diri ini menangis dalam ketidak mengertian, namun dapat merasakan betapa Cintamu tiada terbatas sehingga tiada kemampuan dalam membahasakan apa yang hamba rasakan.

Wahai Cintaku... Dalam balutan debu-debu yang berserakan, seakan merapuhkan jiwa ini dalam kekumuhan, namun semakin aku tenggelam semakin Engkau memberiku pemahaman sehingga meleburkan hasrat kebodohan lalu mekarkan rasa akan esensi sebuah arti dari Mencintai dalam Cinta-Mu, walau itu sebait namun cukup bagiku untuk memanggil-Mu dalam setiap waktu dengan panggilan Syahdu..” Yahayyu..Ya qayyum.. La Ilaha Illa Anta..” A’ tini Mahabba taka.. hingga dalam setiap lakon hidup hamba senantiasa berharap akan kekuatan-Mu sebagai bekal dalam perjalanan menuju Cahaya-Mu.

Olehnya janganlah Engkau palingkan keindahan Wajah-Mu ketika hamba menghadap-Mu di setiap kegelapan.
Akhirnya dalam keterbatasanku sebagai insan, aku ingin merangkai sebuah makna dari Gerak Jiwa, Gerak Alam yang kesemuanya bermuara pada Gerak Ilahi...

Semuanya bermula dari rangkaian terdahsyat yang dirangkai oleh manusia dahsyat baginda Rasulullah Saw. Rangkaian itu adalah struktur rukun Islam serta hirarki komunikasinya antara esensi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.

::: SYAHADAT sebagai pilar uatama dalam mengenal Allah, yakni pengenalan yang nyata lalu meresonansi rasa Cinta antara yang mencintai dan yang di Cintai, selanjutnya terpatri dalam shalat.
::: SHALAT sebagai manifestasi diri untuk melebur dalam setiap gerak alam menuju gerak Ilahi, dimana alam yang senantiasa bergerak selama 24 jam terkombinasi dalam gerak shalat dan waktu shalat sehingga setiap pergantian waktu antara gelap menuju terang di iringi dengan dua rak’at shalat subuh, sampai pada pertengahan hari di iringi dengan sholat dhuhur, lalu ashar dan ketika mengantar alam menuju kegelapan diantar juga dengan sholat magrib kemudian sholat Isya sebagai wahana dalam pendakian malam secara spiritual.
Makna shalat haruslah di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hubungan antara diri dan Tuhan senantiasa terpelihara. Chapter tersebut adalah dengan berpuasa.
::: PUASA adalah media bagi diri dalam belajar melakoni hidup dengan cara hidup yang yang dirahmati Tuhan sehingga menjadikan diri sebagai insan yang melayani Tuhan, kemudian hal ini mengalir dalam makna Zakat.

::: ZAKAT merupakan esensi pelayanan dalam cinta secara hablum minannas, melayani alam dan seisinya adalah melayani Tuhan adanya, olehnya bagi diri yang memiliki kesadaran spiritual, zakat bukan sekedar memberikan harta tapi lebih dari itu.

::: HAJI adalah makna mengenal Allah secara Syariat, Tarekat dan Hakikat sebagai pondasi Ma’rifat. Olehnya marilah kita pahami rangkaian struktur rukun Islam di atas dalam makna gerak.

::: Makna Gerak :::
Gerak adalah proses keseimbangan, gerak meliputi ruang dan waktu, semua yang ada di alam senantiasa bergerak, bahkan seekor bangkai binatang juga bergerak menuju ketiadaan melalui mekanisme alam berupa pembusukan. Dualitas adalah mekanisme alam dalam gerak keseimbangan. Bahkan Tuhan pun bergerak dalam cipta dan ciptaannya lalu membimbing hambanya dalam gerak ruhani menuju ketitik gerak yang tertinggi yakni kesadaran, pencerahan, insan kamil atau apapun namanya.

Semua ini berawal dari kesadaran gerak diri (proper motion) yang bersumber dari gerak ilahi yang menginduksi gerak jiwa (soul aweareness).

Olehnya ajarilah dirimu untuk gerak mengiringi gerak alam, tapi kamu harus memahami makna dari gerak yang meliputi gerak jiwa, lalu melebur dalam gerak alam hingga bermuara pada gerak Ilahi, itulah keabadian.
Dalam Islam, dasar gerak adalah lima gerak dalam “Rukun Islam” yang meliputi

1. Gerak jiwa dalam Syahadat.
Adalah sebuah kesakisan akan ke-Esaan Tuhan yang dimulai dari gerak ucapan, pembuktian dan keyakinan. Namun banyak golongan awam yang hanya memahami sebatas ucapan dan keyakinan tanpa melalui pembuktian akan kesaksian sejati itu sendiri, padahal untuk bersaksi terhadap hal-hal apapun, minimal seseorang dikatakan menyaksikan apabila dia telah melihat secara langsung terhadap apa yang ia saksikan.
Dalam dunia sufi, pondasi syahadat adalah terbukanya mata kalbu dalam memandang wajah Tuhan melalui proses mati sebelum mati (antal maut qablal maut : hadis) sehingga dapat menembus hijab yang ada dalam dirinya, proses ini dinamakan mengenal diri sendiri maka diri akan mengenal Tuhan. (man arafa nafs faqad arafa Rabb : hadis).

Dengan mengenal Tuhan melalui penyaksian yang nyata (syahadat) maka seseorang akan diantarkan pada tahap ridho, lalu ke tahap mahabba (cinta).
Dengan modal Cinta kepada Allah maka seseorang akan menuju pada esensi Cinta dan pelayanan, Cinta adalah pelayanan, pelayanan terhadap Tuhan dalam implementasi melayani semua ciptaan Tuhan dengan Cinta adanya karena Tuhan adanya. Untuk implementasi ini maka seorang hamba diantarkan pada gerak jiwa selanjutnya yakni gerak Sholat lima waktu dan sholat sunat lainnya.

2. Gerak Jiwa dalam Sholat.
Iringi gerak Alam dengan gerak sholat lima waktu, alam bergerak selama 24 jam dengan segala ketentuan hukum dari Ilahi, jika jiwa mampu melebur dengan gerak alam maka jiwa diantarkan pada sebuah kesadaran memahami hukum Ilahi, disinilah proses pembelajaran yang hakiki dan bermuara pada setiap makna dalam episode kehidupan itu sendiri, jiwa akan hampa, merasa kosong adalah akibat dari ketidak seimbangan antara diri yang mikrokosmik dan alam yang makrokosmik.

Olehnya meleburlah dalam gerak sholat, maka engkau akan melebur dalam kekuatan alam. Dalam sholat sendiri ada lima gerak (menurut penulis) yakni :
a. Gerak Badan.
b. Gerak Nafas.
c. Gerak Mind.
d. Gerak Makna, dan
e. Gerak rasa.

a. Gerak badan ;
adalah bagaimana seluruh alam diri (mikrokosmik) ditempah dalam penghambaan dan pengabdian sehingga terjadi proses perjalanan dari monopoli diri pada tingkat rendah yang penuh dengan ego, nafsu dan sahwat menuju diri yang istikomah. Ini adalah proses awal dalam sebuah kesadaran sholat. Seseorang yang sholat walaupun masih sebatas gerak badan, minimal ia telah memahami dirinya dengan berbagai penyakit diri, olehnya gerak ini harus diselaraskan pada gerak berikut yakni gerak nafas.
b. Gerak Nafas ;
Gerak nafas adalah gerak kesadaran dalam membuka dimensi pada gerak mind, nafas adalah sumber dan kekuatan dasar dalam gerak bagi seluruh sel-sel tubuh, jika irama nafas di iringi dengan bacaan-bacaan sholat maka ia mampu melahirkan fibrasi energi dalam tubuh yang lebih besar dari biasanya, nafaslah yang memegang kunci utama dalam lakon full meditasi, tapa brata, mahabarata atau mi’raz karena sebagai titik awal dalam membuka fokus gerak mind.
c. Gerak Mind ;
Mind mempunyai gerak yang yang bersifat willd motion ; liar dan susah dikontrol, olehnya dengan memahami gerak utama syahadat, maka gerak mind setidaknya bisa diarahkan dengan bantuan gerak nafas dan apa yang menjadadi esensi shahadat. Maka makna doa pembuka dalam sholat ; Inni wahjatu wajahia Lilladji (kuhadapkan wajahku dengan wajah Tuhan) bisa digapai.
Jika gerak mind dapat dikontrol maka selanjutnya gerbang untuk memasuki gerak makna dalam sholat bisa dipahami.
d. Gerak Makna ;
Adalah penghayatan dengan kesadaran yang baik akan setiap bacaan-bacaan dalam sholat serta membuka jiwa pada pemahaman rasa. Yakni sebuah rasa akan komunikasi dengan Tuhan. Dengan makna inilah seseorang akan mengiringi setiap lakon hidupnya sehari-hari. Bukankah sholat adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar.? Bukankah Sholat adalah mengingat Allah karena esensi sholat adalah Mi’raz itu sendiri.
e. Gerak Rasa ;
Adalah sebuah rasa Ke-Tuhanan yang tidak bisa diterjemahkan dalam kalimat yang aktual, karena rasa ini memiliki kedalaman makna yang tak terjangkau oleh akal pikiran. Rasa yang senantiasa dekat dengan Tuhan dimana kedekatannya tanpa jarak, rasa yang senantiasa melahirkan pondasi diri dalam mereformasi diri dari tingkat diri yang rendah menuju diri yang ikhlas, benar sabar dan pasrah. Rasa yang lahir sebagai bukti akan kebenaran firman-firman Tuhan. Rasa yang absolut karena langsung merasakan, bukan sebatas membaca atau mendengar tentang rasa itu sendiri. Sehingga seseorang akan memandang alam semesta dan semua kejadian adalah Tuhan semata.
Jika seseorang telah memasuki dan melebur dalam proses gerak shahadat ke gerak sholat dalam rukun Islam, maka untuk implementasi dari esensi Pelayanan dalam cinta ia akan melakoni gerak selanjutnya dengan kesadaran hakiki, bukan sebatas dogma dan konsekwensi. Gerak selanjutnya adalah gerak Puasa.

3. Gerak Jiwa dalam Puasa
Puasa, adalah proses riil dalam melatih diri secara istiqomah untuk melakoni sifat-sifat Tuhan, sifat ini diantaranya meliputi ; tidak makan, tidak minum, meletakkan diri dalam kesabaran dan ikhlas. Seorang yang memiliki kesadaran spiritual yang baik, maka puasa adalah bagian dari lakon hidup untuk senantiasa memelihara rasa ke-Tuhan-nan. Esensi puasa baginya bukan sekedar menahan lapar dan dahaga tetapi puasa diri dari kebodohan jiwa yang hakiki, kebodohan ini meliputi kebodohan prasangka terhadap Tuhan, kebodohan akal pikiran dari huku-hukum Tuhan, kebodohan diri dari kesempurnaan dalam kesempurnaan Tuhan. Dan yang lebih utama adalah puasa dalam rangka menjaga hubungannya dengan Tuhan, olehnya setiap menit, setiap jam dan setiap hari adalah puasa baginya.

4. Gerak Jiwa dalam Zakat.
Zakat adalah proses penempahan jiwa menuju kesadaran dalam cinta dan pelayanan secara horisontal. Zakat bukan sekedar pembersihan materi yang dimiliki, juga bukan sebuah pengharapan akan keberlimpahan dalam sebuah pemberian. Zakat adalah esensi pembersihan jiwa yang hakiki dari interaksi materi dunia. Pembersihan jiwa yang demikian dimulai dengan pembersihan qalbu melalu tiga gerak diatas (syahadat, sholat dan puasa) sehingga qalbu yang merupakan dimensi Cahaya Tuhan dapat meresonansi jiwa lalu menjadikan jiwa yang bercahaya.
Jiwa yang telah tercahayakan tidak sekedar berzakat dengan materi, tetapi juga dengan kasih dan sayang, pelayanan dan cinta dan semuanya tanpa syarat karena Tuhan adanya.

5. Gerak Jiwa dalam Haji.
Haji adalah perjalanan spiritual pada dimensi Syariat, tarekat dan hakekat sebagai pondasi dalam ma’rifat. Makna haji adalah sebuah perjalanan spiritual yang menuntut kesabaran dan kepasrahan ditengah lakon tata cara yang berat akibat kondisi suasana yang padat dalam keterbatasan tempat, haji menuntut keikhlasan akan sebuah perjuangan dalam cinta. Dalam tulisan saya terdahulu di blog ini yang berjudul “memahami islam dengan hati” saya menguraikan tentang makna ka’ba, tawwaf dan hajjar aswat sebagai berikut :
Hakikat ka'ba adalah kefana'an atau ketiadaan, dimana apabila seseorang berada di dalam ka'ba maka arah kiblat sudah tidak ada, lebih dalam lagi adalah mengenal dalam kehakikian Ilahia adalah dimulai dengan kefanaan dari segala intraksi dan resonansi energi dunia, sehingga terfokus hanya pada energi Ilahi. Mengelilingi ka'bah tujuh kali dalam pandangan hakekat adalah Tujuh hijab dalam diri manusia yang harus dilewati untuk mencapai kesempurnaan kefanaan, dan tentu saja ini hanya dapat dilakukan dan difahami oleh mereka yang sudah ma'rifat atau tercerahkan.

Hakekat Batu Hajar Aswad adalah gerbang Rahim bagi setiap jiwa yang hadir di alam ini, hajar aswad adalah esensi petualangan jiwa dalam mencari kesempurnaan diri yang sejati sehingga jika dihubungkan dengan Ka'ba dan tawaf maka lahirlah sebuah hikmah yang sangat fenomenal yakni ; "perjalanan jiwa dalam mencari diri sejati menuju kefanaan yang hakiki (maknah Ka'bah) yang dalam perjalanannya harus melewati 7 hijab ( 7 kali putaran tawaf) dimana tiap-tiap hijab haruslah disingkirkan dari pengaruh resonansi pada jiwa itu sendiri yang pada akhirnya hanyalah vibrasi Ilahi semata yang melebur dalam dimensi kefanaan yang sempurna". Pada titik ini seorang manusia dinamakan manusia yang arief sedangkan prosesnya dimulai dengan Ma'rifat (esensi shahadat).

Akhirnya dengan memahami struktur rukun Islam dalam hirarki makna gerak, maka kita akan mengiringi dan melebur dalam gerak alam dan sampai pada makna gerak Tuhan itu sendiri, kita mengerti karena kita merasakan dengan nyata dalam lakon hidup, kita paham karena kita mengalami sendiri di setiap episode kehidupan.
Dan akhirnya terciptalah keyakinan yang nyata akan semua yang selama ini kita dapatkan.
Dan jika semua ini di kombain dengan struktur dan hirarki rukun Iman, maka sangatlah dahsyat pemahaman kita, dan kita hanya mampu mengatakan Ooo, Oooo dan Oooo.

Terimakasih semoga bermanfaat adanya.  

Biarkanlah alam merangkulmu dalam peluknya.. 
Dan jangan pernah bertanya dengan sejuta tanya yang terbias.. 
Karena jika sampai pada makna pemahaman, engkau akan mengerti.. 

Biarkanlah Cinta menyelimuti jiwamu dalam hangat asmaranya..... 
Dan janganlah pernah bertanya dalam kebodohan dirimu yang semu.... 
Karena engkau akan mengerti dalam makna hakikat adanya, semua karena Cinta.. 

Seperti lautan yang kadang mekar dalam badai yang menakutkan.. 
Lalu menjadi sahabat para selancar yang menari indah diatasnya .. 
Dan dia pun mengirim awan untuk membasahi bumi dengan titik hujannya.. 

(Penghujung desember 2010 @jay)


 

Posting Komentar

Anda punya saran atau komentar..silahkan biar kita bisa berbagi. gunakan acount anonymous bila tak punya count google atau lainnya.

::: Narasi perjalanan menuju Tuhan :::
(Scr Narasi : Attar )
Luangkan waktu anda sejenak... Rilex dan tenang dalam damai lalu dengarkan alunan NARASI dibawah ini..... Pahami dengan hati dan Renungkan hikmahnya Semoga bermanfaat..........Tq.
.