Kelak nanti...
Engkaupun terus melangkah dalam irama kehidupan, senandungkan asa dalam rangkaian do'a, berharap segalanya terbayar sempurna.. kelak nanti engkau akan mengetahui betapa segala warna hidup adalah goresan tanganmu sendiri, namun saat ini engkau masih buta..
ketika aku menerima berita tentang bencana disebuah kampung, yang terbesit dalam pikiranku adalah untaian do'a dari mereka-mereka yang menjadi korban bencana itu.. doa-doa mereka tidaklah jelas bahkan lebih banyak tangisan dan air mata ketimbang apa yang mereka inginkan saat ini untuk sebuah arti umum dari do'a yang biasa dilantungkan kebanyakan orang... namun belum usai do'a mereka terangkai menyiratkan arti, sudah datang dari segala arah akan berita pertolongan, dan ketika pertolongan itu tiba, semuanya melebih dari apa yang sebenarya mereka inginkan dalam wujud sebuah materi. Ini adalah pertolongan bagi orang=orang yang teraniaya...
namun aku melhat dirimu menciptakan sendiri penderitaanmu, lalu engkau rangkaikan dalam do'a-do'amu namun masa berganti waktu tiada satupun do'a itu terkabulkan.. engkau mulai ragu akan makna "Doa'-do'a orang yang sabar akan di kabulkan".. lantaran engkau mengitung deretan waktu sebagai sebuah satuan kesabaran yang engkau tempuh namun pertolongan tiada datang...
Kesabaran dalam hitungan waktu yang engkau tetapkan, kini menjadi suatu sebab derita, engkaupun merumuskan dirimu sebagai orang yang teraniaya.. namun do"amu belum juga terkabulkan, sehingga engkau mulai ragu akan makna "Doa' orang yang teraniaya akan mudah dikabulkan"
engkaupun berkunjug ke ulama untuk menceritakan segala eposode hidupmu berwarnakan berbagai lantunan Do'a yang tiada berepisode. Ulama seketika tertegun karena pengalaman pahit hidupmu sepertinya dia tidak pernah mengalaminya, akan tetapi lantaran malu jika tidak memberikan solusi, maka diapun menasihatimu dengan nasehat yang klasik "Bersabarlah, jika engkau tidak mendapatkannya di dunia, maka kelak diakhirat engkau pasti akan mendapatkannya" inilah gambaran umum nasihat para ulama yang menurut saya sebagai kategori jawaban yang menyesatkan.. karena yang egkau minta adalah kebahagiaan dunia bukan kebahagiaan akhirat..
Engkau masih mencoba untuk bersabar.....
dan ketika engkau mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan orang=orang yang mengaku mengenal kebenaran, mereka mengatakan ; segala penderitaan tidak terlepas dari karma pada kehidupan masa lalumu, dan sekarang saatnya engkau harus menebusnya.... Engkau memilih diam.. karena malas untuk menguraikan betapa panjang waktu yang engkau lalui dalam menebus segala karma hidupmu... membangun dirimu dalam kesadaran, mengiringi segala nestapamu dengan keikhlasan... menebar kebaikan selagi mampu untuk engkau lakukan.. namun semuanya mereka tiada pahami... ucapan mereka tidak lebih dari sebatas teori tanpa jalan keluar bagimu...
Kelak nanti engkau akan mengetahui...
mengapa hembusan angin mampu membawa kumpulan awan untuk diuraikan menjadi hujan..mengapa setiap tanya dalam do'mu tiada pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan..
Kelak nanti...
Jika engkau telah hening dalam kebeningan...
menyisikan belengu mimpi yang selama ini engkau pikul..
lalu datang dalam keselarasan yang sejati sebagai dirimu..
engkau akan memahami... hidup sesungguhnya adalah sebuah keselarasan...
maka selaraskanlah dirimu... dan simpanlah dibawah kakimu segala mimpi yang selama ini membelenggumu.. lalu datanglah dalam kelembutan..
Engkau selama ini datang dalam kelelahan berselimutkan nafsu yang engkau sulam sebagai kemuliaan untuk dirangkai dalam do'a mu disetiap malam... engkau selama ini keliru, bahwa untuk menghdap sang Raja engkau tidak perlu membawa apapun permintaanmu karena sang raja sudah paham apa yang engkau inginkan... Engkau juga tidak sadar, sang raja sangat menginginkan kehadiranmu, namun engkau terus mengeluh karena setiap kedatanganmu ke istanya, engkau hanya mendapatkan gerbang yang terkunci dan gelap lalu engkau menghakimi dirimu dengan prasangka bahwa sang raja tidak lagi peduli dengan dirimu...
kelak nanti...
Engkau akan mengetahui... bahwa kedatanganmu dalam keselarasan dengan dirimu yang sejati adalah kerinduang sang raja yang sesungguhnya... olehnya heningkanlah dirimu dalam kebeningan yang sejati.. lalu temukan keselarasan itu dalam kelembutan... pakailah baju kelembutan itu maka engkau akan memiliki sifat rahman dan rahim.. dan sang rajapun tidak akan rela untuk engkau tinggalkan manakala engkau berkunjung ke istanya... dan akhirnya istana pun akan dia berikan kepadamu...
Selengkapnya...