Memaknai Resonansi Ilahia
Saudaraku...
Alam ini adalah terselubung dua litas sbg relativitas, kita mengenal susah, kadang juga bahagia. namun intinya adalah bukan menolak sebuah keadaan yg kita tidak terima (yg kebanyakan adalah hal-hal yg menyedihkan atau menyebelkan) tetapi menyikapinya dan mengerti kalau setiap kejadian dalam rutinitas hidup ada mempunyai resonansi energi ilahia, yg jika kita paham maka kita tahu harus bagaimana mengambil sikap itu sendiri...
Kita selama ini terlalu terkekang dengan energi materialis yg merupakan inti sari tubuh bagian jasad, sehingga kita kurang peduli terhadap getaran energi ilahia yang merupakan bagian dari Ruh (yg dalam keseharian kita sebut dg nurani), atau bahkan tertutup untuk kita maknai sehingga dlm Al-Qur'an digambarkan : kami butakan mata mereka, telinga meraka dst.. Menjadi sadar adalah pilihan, yakni ketika kita mau untuk membuka diri dan tidak berpatokan hanya pada apa yang pernah kita pahami secara mentah. Berani dibutuhkan untuk lebih maju selangkah lagi. Kita mau dan berani untuk menerima segala pemahaman yang menyangkut hakekat hidup adalah sebuah kemajuan yang akan mengantarkan kita dari cara berpikir yang kerdil menuju kepada pemikiran yang universal....
Hidup adalah kombinasi dari perjalanan waktu dan warna kehendak, bahkan terkadang kita membenci waktu yg menurut kita terlalu lambat dalam mewujudkan apa yang telah kita programkan, pada satu sisi sebagian orang tidak sanggup berjalan diatas waktu itu sendiri.. keselarasan antara keinginan yang berjalan dengan waktu dapat kita raih hanya dengan menjadi insan yg bijak. yakni insan yg setiap saat bisa membaca dg mata bathinnya akan pesan-pesan ilahi melalui segala kejadian dalam hidupnya.
Insan yg tidak pernah jenuh dalam mengiringi waktu hidup dengan aktifitasnya. Tidak pernah menderita dengan segala interaksi kejadian hidup walau kasat mata menyimpulkan sebagai sebuah penderitaan.
Insan yang senantias bersahaja dengan senyum kebahagiaan karena setiap saat ia diberi tools untuk mengasah jiwanya menjadi jiwa yang semakin bijak, Karena disetiap episode hidupnya dia mampu membedakan pesan-pesan itu (berbeda dg yg belum sadar, ini akan menjadi rutinitas hidup yg menjenuhkan, membosankan dan menguras energi & waktu) dan ketika ia sadar dan memahami dengan sempurna maka episode itupun lenyap tetapi tidak hilang. episod itu lenyap dalam penyatuan, makna real adalah ketika ia mengalami kepedihan, maka ia menerima sebagai sebuah metode dari Tuhan untuk melatih jiwanya menjadi sabar. Dan ketika jiwanya suda matang maka sebenarnya ia telah menyatu dengan keadaan itu, dengan tools itu, sehingga dia kadang hadir sebagai sosok yang menghilangkan kepedihan-kepedihan orang lain. Ketika tools berikut hadir yg merupakan kebalikan dari kepedihan, maka Ia pun mampu membaca pesan Ilahi itu, Ia meresponnya dengan respon yang sama, maka iapun mampu berdiri diatas dualitas.
Saudaraku semua.. melayani masyarakt adalah tugas kita semua, Ia adalah sebuah tools dalam mengasah jiwa kasih yg terpatri pada diri anda sekalian, ketika seseorang hadir didepan anda dengan sejuta kesemerawutan, maka terimalah dengan tulus dan bacalah resonansi energi ilahi yang tersirat...
Tuhan mengajarkan anda untuk belajar tersenyum penuh tulus (bukan senyuman karena keterpaksaan) pancarkan dibibir anda senyum ketulusan, maka andapun sebenarnya memancarkan energi kasih untuk membawanya kedimensi alam kedamaian dalam dirinya, tidak masalah jika ia belum sadar, tugas anda bukan menyadarkan dia untuk memahami energi cinta yg anda berikan, itu adalah tugas Tuhan, biar Tuhan yg mengaturnya, tugas anda adalah melatih diri anda untuk menjadi tulus agar memberikan apapun pada alam semesta ini, karena dia adalah bagian dari alam.
Saudaraku... Fenomena kebosanan, akibat dari rutinitas keseharian yg itu-itu saja, terkadang membaw kita pada kehampaan untuk memaknai dan menghargai apa yang setiap saat kita lakukan. Kita umumnya dikendalikan oleh resonansi energi negatif (bosan, jenuh, pusing dg kehidupan dan aktifitas yg itu-itu saja), sekali lagi mari... asah kepekaan anda dengan membuka diri untuk mau mengkaji dan menerima semua ini menjadi pesan-pesan Ilahi.. kebosanan hadir karena alam pikir kita yang menghadirkannya, dan kita harus bisa mengeluarkan dari alam pikir kita.. hadirkan sesuatu yang baru dalam aktifitas keseharian.. tingkatkan kwalitas diri anda jika pada sebuah posisi anda merasa jenuh untuk berada di tempat itu, sehingga anda mempunyai kredibilitas untuk melangkah naik dalam episode hidup anda.
Namun harus diingat apapun yg anda lakukan bukanlah bertujuan untuk memenuhi keinginan yang bersifat atau terkandung unsur ego, tapi biarlah hal itu menjadi sebuah pengayaan diri dalam kwalitas pengabdian yang lebih sempurnah. Jadikan dirimu seperti bumi, esensi bumi adalah cinta, ia menerima sebutir benih kemudian dg cintanya jadilah pohon yg lebat dan padat buahnya, ia menerima segala kotoran seperti sebuah lubang jambang wc, ia rela menyimpannya dalam-dalam dan tidak mau mengeluarkannya, demikian juga ia menerima ketidakadilan tindakan manusia lainnya, ia tetap melaksanakn visinya sebagai sandaran hidup yang penuh kasih.. ia adalah ibu yang paling sejati untuk segala makhluk di bumi Tuhan ini.. namun kita tidak pernah mau menjadi anak yang paling berbakti terhadap Ibu yg sejati ini.. tapi hal itupun tidak ia minta dari kita... sekali lagi jadikan dirimu seperti bumi.... maka apapun yang terbenam dalam dirimu, kamu mampu mengkonvert menjadi hal-hal yang berguna, jika ada hal yag tak berguna.. engkaupun menutupnya dengan keralaan tanpa kata-kata.
31 Maret 2012 pukul 23.24
boleh ajari saya untuk memahami apa itu reinkarnasi ...? jika berkenan saya ucapkan terima kasih