Wahai Syaitan... Jadilah Sahabatku...
Jalan itu terasa sempit dan gelap, padahal bukan demikian adanya karena sebenarnya adalah tempat yang terluas tanpa batas, dan itu tidak sedikitpun membuatmu menyesal apalagi sedih. Karena menurutmu sampai hari ini Tuhan masih mencintaimu melebihi makhluk apapun didunia ini, Aku teringat akan sebuah paparan mu tentang Kedudukanmu yang tergantikan oleh Jibril lantaran enggan menundukkan Kepala (sujud) kepada Adam (tulisan ini wajib dibaca secara tuntas agar tidak keliru dalam memahami maknanya)
::: Aku sebagaimana telah diciptakan Tuhan, kalau saja aku sudi bersujud kepada Adam, aku akan tetap jadi pimpinan para malaikat yang paling dekat dengan singgasana-Nya. Aku akan meminta Ibrahim membebaskan Ismail; aku akan menyelamatkan Hajar dibelantara gurun; aku akan memberikan kabar kepada Zakaria tentang kelahiran Yunus, dan kepada Maria tentang kelahiran Yesus; Aku akan menyampaikan firman Tuhan kepada Muhammad, semua itu adalah milikku sebagai harga setundukkan kepala, gara-gara setundukkan kepala aku di usir dan menjadi makhluk yang paling jauh dari singgasanya-Nya ( The Madness of God ‘TMoG’)
::: Kami menganggap dirimu adalah pembangkang, tidak memahami pesan Tuhan, sehingga kamupun terusir dari kedudukanmu yang mulia. Namun kadang secara pribadi aku berpikir apakah sebodoh itu adanya dirimu, sehingga engkau lebih mengutamakan sumpah dan janjimu ketimbang mematuhi perintah Tuhan, namun lagi-lagi engkau mempunyai alasan..
::: Bagaimana mungkin aku mematuhi keinginan Allah untuk bersujud kepada Adam, Aku tidak mungkin menyembah siapapun selain Allah karena itulah perintah yang sesungguhnya, pembuanganku adalah ujian-Nya, untuk melihat apakah aku akan melanggar sumpahku dan memuja seorang berhala.? (TMoG)
::: Mendengarmu berargumen hanya menciptakan kebimbangan pada nalar kami sebagai manusia, tapi itu jika kami tidak mengenal Tuhan..
::: Cintaku padanya tak pernah luntur sejak aku bediri dihadapannya, Kalian manusia sendiri kapan pernah bersama-Nya..? sekali saja kalian memandang matahari, sengatannya akan menyakitimu, bahkan ketika matamu tertutup, masih saja kalian rasakan sengatan yang membakar, sementara aku dalam keadaan butapun masih kulihat Wajah-Nya. (TMoG)
::: Kami senantiasa bersama-Nya, karena Dia meliputi segalanya, bedanya adalah sebagian manusia yang tidak memahami akan keberadaan-Nya dalam diri mereka dan itulah yang menjadi target operasimu untuk berupaya menggoda mereka sebagaimana engkau menghasut Adam hingga Ia terusir dari Surga.
::: Kalian manusia menganggap adam berdosa gara-gara hasutanku.? Kalau begitu atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Tak ada gunanya kalian mencaciku sebagai monster buta, karena itu sama saja dengan menghina diri kalian sendiri, Adam saja tidak pernah bicara kasar kepadaku; tidak pulah menyalahkanku walaupun aku telah menggiringnya ke kehancuran. Tapi Ia tak akan pernah melupakan perannya dalam kehancuranku. Aku bersekongkol melawan Adam hanya setelah Allah mengusirku dari surga karena dia. Sekarang dengan naifnya kalian Manusia berani menghinaku dan meninggikan derajatnya (Adam) dengan omong kosong bahwa ‘hatinya penuh kepedihan dalam penyesalan’. Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun! Tak ada tempat tersisa dilangit bumi dimana aku tak menyembah-Nya. Sama sekali tak pantas bagi manusia untuk memandang sesama pemuja Allah dengan kebencian. Ibadah kalian, walau dikalikan seribu kali umur kalian, tak lebih dari setetes air di lautan dibandingkan cintaku pada-Nya. (MToG)
::: Jika demikian adanya, lalu kenapa tidak engkau patuhi permintaan Tuhan mu dengan cintamu..?
::: Raja Mahmud adalah seorang penguasa yang bijak, namun selama memerintah, Ia dikelilingi oleh para penjilat dan penghasut. Setiap senyuman yang ia temui rasanya seperti menyimpan kebencian. Ia tidak mempercayai siapapun di istana, kecuali sang putra mahkota yang Ia cintai lebih dari hidupnya sendiri. Pemuda inipun bisa merasakan bahaya di istana, dan pada suatu hari berkata pada ayahnya, ‘Ayahanda, mari kita pura-pura bertengkar dan kita tunjukan pertengkaran kita terang-terangan. Pada saat itu mereka yang diam-diam membenci dan ingin menghancurkanmu pasti akan segera menarikku dalam rencana mereka’.
--- sang ayah awalnya merasa ragu, melihat betapa bahayanya hal ini bagi si anak. Tapai si anak bersikeras dan akhirnya sang Raja menyetujui. Dan dihadapan banyak pejabat istana, sang raja dan putranya mulai bertengkar. Tapi tak ada seorangpun mendekati putranya karena ia memang dikenal sangat mencintai ayahnya.
--- Putra mahkota berkata , ‘Ayahanda, penjarakanlah aku agar para penghasut berpikir bahwa pertengkaran kita memang sungguhan. Barangkali saja pada saat itu mereka akan membuka kedok mereka padaku.’
--- Lagi-lagi Mahmud ragu, karena ia jelas tak ingin melihat anaknya dipenjara. Tapi sekali lagi si anak berkeras dan sang Raja akhirnya luluh. Setelah beberapa bulan mendekam di penjara si anak mengirimkan sepucuk surat rahasia pada ayahnya. ‘Ayahanda, tak ada yang percaya kalau pertengkaran kita sungguhan. Jatuhkanlah hukuman yang mengerikan buatku agar mereka lebih yakin. Suruh para prajurit ayah untuk mencambuk dan menghukum mati diriku. Dengan begini, para pembenci ayah pasti akan membelaku.’ --- Ketika raja menerima pesan tersebut, Ia memekik ngeri. ‘Bagaimana mungkin kulakukan hal ini? Sekali lagi sang ayah terpaksa menuruti kemauan anaknya dan menjatuhkan hukuman. Segera saja para pembenci sang Raja bergabung membela putra mahkota.
--- Olehnya ketahuilah wahai manusia, aku sebenarnya melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi, tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya. Aku bukanlah tuan dari keinginanku sendiri; jika kuturuti keinginanku, sudah pasti akan kujaga kedekatanku dengan-Nya dari melakukan kesalahan konyol semacam ini.
Tak peduli berapa pun harganya. Istana-Nya penuh dengan para penjilat yang mencintai-Nya karena Takut. (Takut akan kemelaratan dunia dan takut akan kobaran Neraka, lalu mereka mencintai Tuhan-Nya demi untuk sebuah surga.), tidak lebih dari itu. Allah telah memberiku kuasa atas dunia demi menyingkap kuasa-Nya yang agung. Kekuasaanku tentu saja tersamar; karena semua adalah milik-Nya. Tetapi melalui aku, Dia meninggikan dan memuliakan diri-Nya. Dengan berperang melawanku, sekalian makhluk-Nya akan menjadi lebih tangguh dan terbukti keimanannya. --- Jangan lagi menudingku sebagai sumber penderitaan manusia. Justru manusialah yang merupakan sumber malapetaka bagiku. Karena Adam-lah aku dikutuk. Karena dosa-dosanya, aku juga yang dibuang. Sementara tuduhanku kepadanya, semuanya nyata. Hanya karena tak rela sujud diatas debu untuk memuja anak debu (Adam), aku di laknat. (MToG)
::: Aku hanya menangkap sekelumit kata-kata yang engkau rangkai menjadi kalimat untuk memperdaya kami agar memahami-mu bahwa demikianlah kehendak Tuhan adanya pada-mu. Jika memang demi kebenaran dalam perjalanan bagi manusia agar tersibak sisi gelap dan terang melalui peranmu, maka seharusnya peran itu kamu jalankan dengan cinta, bukan dengan keluhan seperti yang kamu beberkan, pengusiran dan kutukan adalah sebuah mekanisme cinta antara dirimu dengan Tuhan jika tanpa keluhan.
Dan apapun kondisi manusia, jika dia telah diberi Cahaya oleh Tuhannya maka apapun yang kamu lakukan untuk membuatnya berpaling, hanyalah pekerjaan sia-sia. Karena mereka telah di beri pemahaman oleh Tuhan tentang hidup dimulai dari memahami diri, karena ini adalah dasar untuk memahami hidup, memahami diri berarti memahami akan unsur ke Tuhanan yang ada dalam dirinya. Selanjutnya akan meleburkan diri dalam makna kemauan Tuhan.
::: aku tidak mengeluh, aku melaksanakan tugas ini tentu saja dengan senang hati, aku terima beban kutukan dan laknat-Nya. Malah, sebenarnya sama sekali bukan kutukan bagi mereka yang melihat dengan kebeningan hati. Pengorbananku yang kulakukan menjadi berkah. Pahala yang kuterima sama besarnya dengan pahala jihad.
--- Kutukan-Nya adalah mahkota emas bagiku, ingatlah Sulaiman putra Daud yang memerintah sebagai raja di Yerusalem. Allah menganugerahinya kebijaksanaan yang luar biasa dan sebuah kerajaan. Bahkan kemampuan untuk memahami bahasa binatang dan burung-burung. Suatu hari, sang raja Sulaiman merasa kehilangan sahabatnya, seekor burung bul-bul. Sang Raja dengan kesal berkata, ‘Diamana dia? Apa dia sudah berani meninggalkan tuannya? Dimana burung itu? Tampakkan dirimu segera! Dan kau harus punya alasan yang bagus untuk kekurangajaran ini, atau akan kugorok batang lehermu!’
--- Burung-burung lain mendengar hal ini dan segera mencari si bulbul. Saat bertemu, rupanya ia baru saja pulang dari saba’ dengan kabar gembira untuk menyenangkan sang putra daud. Para burung segera memberinya peringatan, ‘Jangan mendekati Sulaiman dulu. Dia tahu bahwa kau tak ada, lalu memanggilmu. Saat kau tak juga muncul, ia mengancam akan membunuhmu!’
--- Mendengar hal ini, si burung bulbul malah bercicit kegirangan, penuh suka cita. Si bulbul menjawab, ‘Sang Raja merasa kehilanganku dan menyebut namaku! Apa ada diantara kalian yang diingat seperti itu? Jika ia memperhatikanku sampai sedemikian rupa, dicabut nyawapun sama saja dengan anugerah seribu kehidupan. Jika namaku mampu membasahi bibirnya, tak masalah ia memuji atau mengutukku, karena keduanya adalah mahkota dan jubah kehormatan bagiku.’
---Olehnya seperti si bulbul, biarkan saja kutukan-Nya bertahan melampaui keabadian; biarkan kutukan itu diperpanjang melebihi ribuan tahun pengabdianku. Biarkan mata-Nya memandangku entah dengan cinta atau kemurkaan. Tapi sesungguhnya, dia telah mengistimewakan aku. Ketika aku menolak untuk bersujud dihadapan Adam, Dia berkata kepadaku ‘Mari kita pura-pura bertengkar, agar mereka yang membenci-Ku menempatkan dirinya melalui kau, dan kesaksian mereka melaluimu akan memberatkan mereka dihari akhir nanti.’ Secara rahasia Dia juga berbisik kepadaku, ‘Terimalah jubah kutukan-Ku!’ dihadapan para malaikat dia berkata, ‘Iblis telah kukutuk!’ Mereka menggeleng dan menangis, seraya berkata, ‘Jika Dia sampai tega mengutuk Iblis, Malaikat terbaik diantara kita, siapa lagi yang bisa aman dari kutukan-Nya?’’ (MToG)
::: Betapa kerasnya pendirianmu dalam dalil-dalil fatamorgana sehingga mencampakkan ikatan kepatuhan lalu engkau menyebut penolakanmu sebagai ‘kepatuhan’. Kamu telah meninggalkan cintamu dan masih menyebut hal itu sebagai cinta. Kamu tidak memahami dan menyalahgunakan keesaan-Nya. Kamu menyebut dirimu bertauhid, tapi menempatkan dirimu sebagai sekutu-Nya, seolah kau tak tergantikan bagi-Nya. Kamu membungkus diri dalam potongan kebenaran untuk menutupi kebenaran yang lebih besar.
Sadarkah jika Tuhan begitu kuat dari apa yang kamu bayangkan? Lalu kenapa kau berani berikrar kalau Dia tak akan sanggup mencapai tujuan-Nya kecuali jika kau mau menerima jubah kutukan-Nya? Pahamilah olehmu bahwa kemampuan dan kekuatan Tuhan jauh melampaui kemampuanmu untuk menolong ataupun menyakiti-Nya.
Semua paparanmu adalah rasionalisasi sesat, karena sifatmu seperti itu, ketika cermin diserahkan ketanganmu, kau mengatakan, ‘Kau membuat wajahku buruk’ tapi tak pernah sekalipun kamu mengakui pembangkanganmu tapi menyalahkan pihak lain. Olehnya wahai Iblis, Syaitan, atau entah apapun sebutanmu… kali ini aku hanya berkata mampukah kamu menjadi Sahabatku ? karena ikatan sahabat adalah ikatan yang saling menghormati dan tidak saling menjerumuskan, percuma engkau gunakan kekuatan dan menghabiskan waktu dan energimu untuk memalingkan jiwa-jiwa yang telah terlebur dengan Cahaya Ketuhanan, kalaupun ada jiwa yang terpaling kepadamu, itupun tidak akan menggantikan posisimu di neraka, tapi aku sangsikan akan hal ini, karena aku percaya akan janji Tuhan.
Olehnya jadilah sahabat bagi jiwa-jiwa yang telah memahami rahasia Tuhan yang tidak sanggup kamu jadikan budak keinginanmu. Kami akan menghargai dirimu seperti Adam menghargaimu, karena demikianlah Tuhan mengajarkan kepada kami.
20 Maret 2010 pukul 08.24
Jika demikian begitu indah hidup ini tanpa ada yang saling menghina/ atau menghujat tapi sebaliknya saling menghargai dan menghormati serta kasih mengasihi damailah hidup bahagialah hidup laksana disurga