Welcome

Selamat datang, semoga
bisa memetik hikma dari
berbagai isi Blog ini......
Jangan lupa tinggalkan
Pesan atau komentar....
Makasih..Salam Cahaya..

Surga dalam makna tekstual

Hari ini aku memahat sebuah prasasti, seirama dentuman api neraka aku melukiskan gambaran jiwa yang berkelana sepanjang alam. jiwa yang rindu akan nyanyian suci namun tidak mampu membedakan, bahkan untuk sekedar terjaga dari kemabukan, jiwa ini sudah tak mampu

Pejamkanlah matamu sobat jika ingin kau rasakan jedah sebuah irama bathin.. tariklah nafas kehidupan... dalam dan semakin dalam... rasakan setiap alirannya.. mungkin penat bagimu untuk menerjemahkannya.. namun biarlah semua berjalan apa adanya, engkau cukup melakoni dalam kesadaran.


Sadar akan kesadaran adalah sebuah awal dari kesadaran hidup, karena banyak yang tidak sadar akan makna kesadaran, mereka hidup seperti sebatang kayu kering yang dihempas badai kehidupan, tidak memiliki sedikitpun kemampuan untuk menguasai diri apalagi mengarahkan makna hidup, mereka menyebutnya kepasrahan, akan tetapi menurutku lebih tepat jika dikatakan kebutaan bahkan juga kebodohan. Memahami hidup hanya bersandar pada konsep tekstual, atau sebatas ocehan mimbar yang tiada berenergi, sehingga hanya sanggup melekat seumur tetesan embun.

Aku hanya menyuarakan sebuah elegi yag telah usang.. hamparan permadani disudut malam telah menebal oleh hinggapan debu kejenuhan, tiada yang abadi apapun yang terpandang saat ini... semunya karena ilusi adanya, namun begitu banyak (termasuk diriku) mengikatkan harapan dan ketakutan disana... itu membuatku sadar akan kelemahanku, olehnya aku berpaling untuk menyelaraskan langkah jiwaku dengan langkah Tuhan.. karena surga sudah begitu usang buat diriku yang tumbuh dipusaran teknologi kehidupan.

Bagaimana mungkin aku disurga!? jika aku tidak bisa menemukan hal-hal yang sesuai peradaban di jamanku? jangankan untuk sebuah device yang canggih, disurga, kalkulator usang pun mungkin tidak ditemukan, padahal aku butuh untuk menghitung bidadari pemuas birahiku yang jumlahnya puluhan ribu .

Aku sadar karena surga hanyalah deretan bukit, hutan buah, diselingi sungai susu dan sungai madu serta  bangunan yang berisikan wanita-wanita yang siap untuk didekap, Surga tidak lebih dari sebuah tempat pelampiasan hawa nafsu, surga tidak lebih dari sebuah prostitusi yang termewah dan gratis buat mereka-mereka yang menyenangi Tuhannya dengan amalan penuh pamrih, karena seseorang yang mementingkan sexualitas tidak membutuhkan apapun selain kepuasan hawa nafsu birahinya, setelah kelelahan dari aktifitas sex, Ia kembali disuguhkan minuman susu dan buah untuk pemulihan energi tubuhnya lalu kembali melakoni adegan sex dengan bidadari nomor antrian selanjutnya.


hampir tidak ada kebahagiaan sedikitpun buat seorang wanita yang masuk surga, seorang istri yang menjadi ratu disurga tidak lebih dari seorang germo dalam memanage aktifitas birahi suaminya dalam beraktifitas sex, dia harus adil dalam membagi jatah sexualitas seluruh bidadari yang ada dalam kekuasaan suaminya.

Lalu bagaimana dengan memandang wajah Tuhan di surga?.. oh tidak.. mereka-mereka yang tenggelam dalam pergumulan birahi yang begitu nikmat tidak akan sadar dan peduli terhadap kehadiran apapun disekitarnya, mereka lebih memilih ber-sex-ria dari pada menunggu kedatangan Tuhan, kalaupun ada kabar tentang kedatangan Tuhan, maka mereka akan meminta supaya Tuhan menunggu sebenatar.. sebentar saja.. karena lagi tanggung.. lagi enak nih.. dan mereka tau Tuhan akan menunggu karena Tuhan Maha sabar.

Apakah ada kejenuhan? kejenuhan ada dan sementara, itulah sifat dasar manusia, mereka akan mengisi waktu kejenuhan yang sangat sedikit itu dengan saling berkenalan dengan tetangga disurga. dan ada hal yang lucu karena penempatan kapling di surga adalah sesuai akumulasi pahala, bukan berdasarkan jaman kehidupan didunia, sehingga saya dapat memaklumi akan kejadian yang aneh, dimana seseorang yang hidup di abad 21 berdiskusi dan melakukan kesepakatan dengan tetangganya disurga yang hidup didunia pada abad 12 sebelum masehi, mereka berdua melakukan kesepakatan untuk mengelilingi surga, olehnya masing-masingpun memohon kepada Tuhan akan sebuah kendaraan untuk dipergunakan, yang hidup diabad 21 meminta sebuah mobil double gardan dengan fasilitas tercanggih sedangkan temannya meminta seekor kuda yang tangguh. begitu dikabulkan oleh Tuhan, maka yang meminta kuda dipenuhi dengan keheranan akan kehadiran mobil offroad yang canggih atas permintaan temannya, bahkan meminta penjelasan atas kehadiran mobil  tersebut dan minta diajarkan cara mengendarai, semua itu karena tidak ada dijamannya. Maka tidak menutup kemungkinan di surga akan ada kursus penyelarasan abad kehidupan bagi mereke yang hidup di jaman purba ketika dibumi.

Lalu surga itu apa? dan dimana?...
Tuhan telah berbisik kepadaku, dan Dia akan berbisik kepadamu juga tentang surga yang sebenarnya manakala dirimu mau membuka diri dan membuang segala kebodohan dirimu, kebodohan dalam memahami segala sesuatu berdasarkan nalar dan logika yang tercipta karena pengertian keilmuan sebatas tekstual dari berbagai kitab. engkau harus membunuh logika picikmu sampai menemukan keheningan yang damai.. disanalah Tuhan akan berbisik.. oh.. tidak... bisikan itu telah lama ada dan akan terus mengalir lewat gemah dan alirannya.. engkau hanya tak mau mendengarkannya lantaran tidak mau menuju ketempat itu....

Engkau terlalu sombong untuk mengakui bahawa engkau adalah makhluk lemah yang masih dungu.. bahkan sampai diujung kematianmu.. engkau tidak menyadarinya...

  1. Mudah2an benar2 memahami... tidak sekedar tahu/ngerti... mudah2an tidak hanya sebatas tahu dan sampai di papan penunjuknya saja...

    Salaam

  1. spt membaca tulisannya Kahlil Gibran

Posting Komentar

Anda punya saran atau komentar..silahkan biar kita bisa berbagi. gunakan acount anonymous bila tak punya count google atau lainnya.

::: Narasi perjalanan menuju Tuhan :::
(Scr Narasi : Attar )
Luangkan waktu anda sejenak... Rilex dan tenang dalam damai lalu dengarkan alunan NARASI dibawah ini..... Pahami dengan hati dan Renungkan hikmahnya Semoga bermanfaat..........Tq.
.