Memaknai Struktur Indrawi Sebagai Cermin Pribadi
Disebuah pintu uatama Harbour bay Singapore, tepatnya disamping kedai kopi dan diantara lalulintas manusia yang keluar masuk, setahun yang lalu saya melihat ada yang beda, dimana ada sebuah motto dari kedai kopi tersebut yang sekarang sudah tidak terlihat yakni “ Aroma Alami adalah segalanya (dalam bahasa inggris tentunya)” .
Saya mendefinisikan kalimat ini sebagai sebuah Iklan yang berfokus pada indra Penciuman dan mengundang untuk dibuktikan pada indra Pembuktian rasa (mulut), sayapun tergoda untuk membuktikan hal ini, terlepas dari pengaruh slogan iklan tadi tapi sayapun merasa letih dan memilih merilexkan otot-otot sambil menunggu feri balik ke Batam sejam lagi.
Saya menikmati Aroma Cappucinonya sore itu, rasanya pas di lidah dan harum aromanya, saya berpikir pemilik kedai membuktikan apa yang Ia pampang atau mungkin sebaliknya, Ia memajang apa yang sebenarnya ada disitu. Jika demikian Ia jujur dan menikmati kejujurannya.
Namun ada yang lebih menarik dari semua itu, yakni setiap kali ada sosok wanita cantik dengan gaun yang seksi melewati pintu itu, maka hampir dipastikan semua mata pria tertuju padanya, ada yang sekedar memandang dan menarik kembali pandangannya, Namun ada yang lebih dari itu dan memilih mempertahankan pandangannya sampai yang dipandang hilang dalam belokan didepan. Saya mengamati adegan ini karena beberapakali terjadi, semula pandangan terfokus pada wajah, jika logika menalarkan sebagai insan yang menarik maka fokus pandangan tetap dipertahankan sampai wajah tersebut melampaui batas pandangan dan terlihat hanyalah bagian tubuh belakang, disini kembali logika menalarkan bahwa ada bagain lain yang menarik yang harus difokuskan yakni bentuk kaki yang sempurna, seksi dan hanya ditirai sebuah rok mini. Fokus pandangan kali ini lebih lama dan mungkin lebih menggelora karena indra pandangan telah mengirim sinyal pada obyek yang menjadi orentasi indra sex .
Apa makna dari keseluruhan kejadian ini..? apakah sebatas aroma kopi itali atau lalu-lalangnya wanita-wanita molek di pintu tersebut..? Kita sering terjebak dengan pola kemauan alam pikir kita yang melahirkan pikiran (mind to Tought) dari interaksi indrawi kita, bahkan tidak sadar kalau segala prilaku kita sepenuhnya lahir dari proses ini, yang akhirnya menjadikan diri kita sebagai pribadi yang muda larut dan rapuh dalam panoramam kehidupan yang semakin kontemporer.
Tatkala Indra penglihatan memandang sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak ego maka kita bereaksi untuk menolak, begitupun ketika indra pendengaran kita mendengar sesuatu yang dinalarkan oleh logika sebagai sesuatu yang merugikan, maka kita bertinda meresponya. Kebanyakan yang terjadi adalah tindakan yang terlampau ekspresif dan berulangkali yang akhirnya membuat orang menyimpulkan kita adalah apa yang terlihat ; egois, pemarah, mata keranjang, pencemburu, cerewet, dll "Kita adalah apa yang kita pikirkan"
Yang ingin saya paparkan disini adalah mengajak anda untuk memahami struktur indrawi, memahami adalah menyangkut mengerti struktur indrawi pada tubuh yang menyangkut tata letak dan urutannya pada tubuh, sehingga mengerti makna terdalamnya agar menjadi landasan dalam bertindak, Saya tidak menyarankan anda untuk selanjutnya bertindak sesuai struktur tubuh tetapi jauh lebih dalam lagi agar memahami esensi dari sebuah kesempurnaan desain karya Ilahi. Orang bijak mengatakan “ kamu dikaruniai dua telinga dan satu mulut hakekatnya adalah lebih banyaklah mendengar dari pada bicara.
Kita merespon segala sesuatu melalui indra, dimulai dari Mata, Telinga, hidung, mulut dan tangan (mungkin juga dengan kaki) namun saya mencoba memasukan sebuah indra lagi yakni indra sex, namun tidak dibahas secara mendalam disini (mungkin lain kali)..
Anatomi indra dalam tubuh dimulai dari dua buah mata yang letaknya didepan dan sejajar dengan dua buah telinga yang letaknya disamping, maknanya adalah jika anda melihat sesuatu maka iringi dalam kesejajaran lewat pendengaran, begitupun sebaliknya jika anda mendengar sesuatu perjelaslah dengan penglihatan.
Seorang bocah sekolah dasar baru kembali dari sekolahnya dengan penuh kemarahan dan kekecewaan pada teman-temannya yang tidak mengajaknya ke sebuah party karena party tersebut khusus buat anak-anak orang kaya dan bocah tersebut adalah orang miskin, setibanya dirumah bocah tersebut menemui ayahnya yang lagi asyik membaca majalah
“ Pa..! kenapa kita ini orang miskin”
Bocah tersebut bertanya dengan penuh ketidak mengertian dan kekecewaan. Perlahan sang ayah menatap anaknya dengan dalam dan mencoba mencari jawaban yang pas buatnya, namun karena tidak mendapatkan jawaban, mind sang ayah malah menerawang kepada berbagai kegagalan dan keputusasaan akan kejadian masa lalu dalam hal financial, sehingga walaupun sang ayah menatap bocah tersebut tetapi tidak mendengarkan apa yang di ungkapkan oleh anaknya. Sang bocah terus bicara dan menceritakan kejadian yang dialami disekolah dan mengakhiri dengan harapan respon aktif dari sang ayah dengan sebuah pertanyaan “ Apa pendapat papa..?”, “ Papap.. papap kok diam aja”,
sejenak sang ayah tersentak dari perjalanan mindnya dan merespon dengan ketidaktahuan yang mengakibatkan kekecewaan yang lebih dalam lagi “ Sebel..! papa ga peduli, papa ga dengerin.. papa jahat..”
Respon dari percakapan diatas menunjukan sang ayah hanya sebatas melihat tetapi tidak mendengarkan, yang seharusnya adalah pandang dan dengarkan secara seksama.
Pada sebuah tayangan opera di stasiun televisi swasta, mengisahkan tentang keributan rumah tangga yang semakin parah, sang istri menuturkan kekecewaanya pada suami “ Ia ingin lebih sering di pandang dan didengar” karena jika tidak Ia merasa terbawa pada masa kecil yakni tidak diperhatikan dan didengar,dan itu berarti tidak ada kepedulian dan Ia merasa ketakutan walaupun suaminya mengatakan mendengarkan apa keluhannya, tapi sang istri dengan tegas mengatakan “ Ia ingin di tatap ketika Ia bicara”, jika tidak ditatap saat Ia bicara, itu adalah bentuk ketidakpedulian. Mungkin lebih pas jika sang istri menambahkan itu juga bagian dari tidak mendengar. Setelah melewati terapi pada psikiater, akhirnya mereka sudah mulai menerapkan kepedulian dalam menatap pasangan ketika pasangan bicara.
Dan disini terlihat keselarasan antara memandang dan mendengar. Dan ternyata akan lahir masalah jika antara pandangan dan pendengaran tidak dilibatkan dalam kesadaran bertindak, keselarasan disini harus dipertahankan mengingat hakekat dari penglihatan dan pendengaran adalah sejajar dalam struktur anatomi tubuh.
Lebih dalam lagi akan makna melihat adalah ; Menganalisa dan Mencermati, bukan sebuah penglihatan yang terfokus pada sebuah objek semata dan bukan sebuah penglihatan tanpa definisi hakekat. Karena pandangan tanpa makna tidak akan membantu pada proses pendengaran. Demikian juga arti pendengaran, pendengaran adalah pendalaman makna sebuah keadaan yang dicermati dari proses penglihatan. Apa yang terlihat bisa jadi sebatas kekosongan (tanpa fokus mind) jika tanpa pendengaran yang mendalam, sebab pendengaran memfokuskan mind. Anda melihat tanpa fokus mind tetaplah melihat namanya, akan tetapi anda mendengar tanpa fokus mind, bukanlah mendengar namanya karena anda tidak mendengar apa-apa dalam arti maknawi.
Struktur indrawi selanjutnya adalah rasa yang diwakili indra penciuman (hidung) yang letaknya berada dibawah indra penglihatan dan pendengaran. Rasa tidak sebatas aroma berbagai materi fisik seperti aroma makanan atau aroma parfum, karena akan sangat sempit jika kita mempunyai penalaran sebatas hal-hal tersebut, namun dalam mekanismenya kita dapat melihat keterkaitannya dengan intisari rasa itu sendiri yang nantinya akan dibuktikan dengan urutan indrawi dibawahnya yakni indrawi pembukitian rasa (mulut). Anda mencium aroma rasa yang harum pada sebuah makanan dan anda dapat membuktikannya dengan menggunakan indra mulut, tetapi hal yang sama tidak dapat anda lakukan untuk aroma parfum, hal ini karena indra penglihatan telah menggambarkan (dan logika menalarkan) kalau itu bukan sebuah makanan.
Makna rasa adalah ; Memahami sesuatu yang dilihat dan didengar dengan sebuah rasa yang mendalam seirama dalamnya tarikan nafas melalui indra ini, nafas adalah intisari penunjang kehidupan, nafas juga seirama dengan detak nadi dan jantung. Nafas yang penuh dengan makna hidup adalah nafas yang tenang, berirama dan cenderung stabil, ketenangan jiwa anda dapat dilihat dari desah nafas ketika menyikapi sebuah keadaan yang fenomenal atau ekstrim. Dalam dunia tafakkur atau meditasi nafas mempunyai latihan tersendiri agar seimbang dan mempunyai kekuatan dorong dalam menyelami danau mind. olehnya memahami sesuatu haruslah dengan pemahaman yang hidup (nafas = kehidupan). Pemahaman yang hidup adalah pemahaman yang penuh Cinta Kasih dan pemahaman seperti ini akan melahirkan respon yang penuh Cinta Kasih pada indra berikutnya (mulut) dan melahirkan tindakan yang bijaksana pada indra selanjutnya (tangan,dst).
Indra selanjutnya adalah mulut, mulut untuk bicara, juga untuk membuktikan sebuah rasa seperti aroma makanan, Mulut berhubungan langsung dengan perut yang merupakan simbol dan sumber dari segala ego dan penyakit. Mulut jika tidak melibatkan pendalaman indrawi diatasnya (hidung, mata & telinga) cenderung buas dan menjadi sumber malapetaka, olehnya ada pepata bijak mengatakan "Mulutmu adalah harimau-mu" dia akan menjadi buas dan menerkam apa saja sesuai dengan kehendak ego demi mempertahankan esesnsi cinta berkadar rendah (weak love) yakni cinta pada diri dan kehendak sendiri. Olehnya makna yang bijak dari kesempurnaan struktur indrawi yang dimotori oleh mind yang terkendalikan adalah ;
“ Sebuah keadaan yang lahir dari pencermatan yang analitis dari penglihatan (mata) dan pendalaman pendengaran (telinga) yang akan dirasakan (proses) dengan pemahaman yang hidup dan penuh Cinta Kasih (hidung) sehingga merangsang indra bicara untuk merangkai senyum lalu bicara dengan penuh kelembutan dan kehangatan (mulut) sehingga menghadirkan tindakan dalam rangkulan bijaksana atau usapan perhatian yang dalam (tangan)”.
Fenomena yang sering terjadi adalah; pandangan yang tidak cermat akan sebuah keadaan melalui pendengaran yang tidak mendalam tanpa proses pemahaman yang hidup, sehingga indra bicara menggelegar dengan untaian kalimat tanpa cinta dan makna (cacian, hinaan dan fitnah), dan sering melahirkan tindakan kekerasan melalui tangan.
Atau terkadang juga sebuah keadaan tidak melalui struktur indrawi yang sebenarnya dan lahir dari pendengaran tanpa melibatkan penglihatan (analisa dan pencermatan) melompati indra rasa dalam pemahaman yang hidup (indra hidung) tapi langsung pada tindakan kekerasan.
Olehnya kesadaran dalam memahami dan memaknai struktur indrawi tubuh akan melahirkan tindakan dan jati diri sebagai cermin pribadi itu sendiri… Semoga Anda dapat memahami struktur indrawi pada makhluk Tuhan yang lain selain manusia
Terimakasih selamat merenungi..
..Jay Yusuf
Saya mendefinisikan kalimat ini sebagai sebuah Iklan yang berfokus pada indra Penciuman dan mengundang untuk dibuktikan pada indra Pembuktian rasa (mulut), sayapun tergoda untuk membuktikan hal ini, terlepas dari pengaruh slogan iklan tadi tapi sayapun merasa letih dan memilih merilexkan otot-otot sambil menunggu feri balik ke Batam sejam lagi.
Saya menikmati Aroma Cappucinonya sore itu, rasanya pas di lidah dan harum aromanya, saya berpikir pemilik kedai membuktikan apa yang Ia pampang atau mungkin sebaliknya, Ia memajang apa yang sebenarnya ada disitu. Jika demikian Ia jujur dan menikmati kejujurannya.
Namun ada yang lebih menarik dari semua itu, yakni setiap kali ada sosok wanita cantik dengan gaun yang seksi melewati pintu itu, maka hampir dipastikan semua mata pria tertuju padanya, ada yang sekedar memandang dan menarik kembali pandangannya, Namun ada yang lebih dari itu dan memilih mempertahankan pandangannya sampai yang dipandang hilang dalam belokan didepan. Saya mengamati adegan ini karena beberapakali terjadi, semula pandangan terfokus pada wajah, jika logika menalarkan sebagai insan yang menarik maka fokus pandangan tetap dipertahankan sampai wajah tersebut melampaui batas pandangan dan terlihat hanyalah bagian tubuh belakang, disini kembali logika menalarkan bahwa ada bagain lain yang menarik yang harus difokuskan yakni bentuk kaki yang sempurna, seksi dan hanya ditirai sebuah rok mini. Fokus pandangan kali ini lebih lama dan mungkin lebih menggelora karena indra pandangan telah mengirim sinyal pada obyek yang menjadi orentasi indra sex .
Apa makna dari keseluruhan kejadian ini..? apakah sebatas aroma kopi itali atau lalu-lalangnya wanita-wanita molek di pintu tersebut..? Kita sering terjebak dengan pola kemauan alam pikir kita yang melahirkan pikiran (mind to Tought) dari interaksi indrawi kita, bahkan tidak sadar kalau segala prilaku kita sepenuhnya lahir dari proses ini, yang akhirnya menjadikan diri kita sebagai pribadi yang muda larut dan rapuh dalam panoramam kehidupan yang semakin kontemporer.
Tatkala Indra penglihatan memandang sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak ego maka kita bereaksi untuk menolak, begitupun ketika indra pendengaran kita mendengar sesuatu yang dinalarkan oleh logika sebagai sesuatu yang merugikan, maka kita bertinda meresponya. Kebanyakan yang terjadi adalah tindakan yang terlampau ekspresif dan berulangkali yang akhirnya membuat orang menyimpulkan kita adalah apa yang terlihat ; egois, pemarah, mata keranjang, pencemburu, cerewet, dll "Kita adalah apa yang kita pikirkan"
Yang ingin saya paparkan disini adalah mengajak anda untuk memahami struktur indrawi, memahami adalah menyangkut mengerti struktur indrawi pada tubuh yang menyangkut tata letak dan urutannya pada tubuh, sehingga mengerti makna terdalamnya agar menjadi landasan dalam bertindak, Saya tidak menyarankan anda untuk selanjutnya bertindak sesuai struktur tubuh tetapi jauh lebih dalam lagi agar memahami esensi dari sebuah kesempurnaan desain karya Ilahi. Orang bijak mengatakan “ kamu dikaruniai dua telinga dan satu mulut hakekatnya adalah lebih banyaklah mendengar dari pada bicara.
Kita merespon segala sesuatu melalui indra, dimulai dari Mata, Telinga, hidung, mulut dan tangan (mungkin juga dengan kaki) namun saya mencoba memasukan sebuah indra lagi yakni indra sex, namun tidak dibahas secara mendalam disini (mungkin lain kali)..
Anatomi indra dalam tubuh dimulai dari dua buah mata yang letaknya didepan dan sejajar dengan dua buah telinga yang letaknya disamping, maknanya adalah jika anda melihat sesuatu maka iringi dalam kesejajaran lewat pendengaran, begitupun sebaliknya jika anda mendengar sesuatu perjelaslah dengan penglihatan.
Seorang bocah sekolah dasar baru kembali dari sekolahnya dengan penuh kemarahan dan kekecewaan pada teman-temannya yang tidak mengajaknya ke sebuah party karena party tersebut khusus buat anak-anak orang kaya dan bocah tersebut adalah orang miskin, setibanya dirumah bocah tersebut menemui ayahnya yang lagi asyik membaca majalah
“ Pa..! kenapa kita ini orang miskin”
Bocah tersebut bertanya dengan penuh ketidak mengertian dan kekecewaan. Perlahan sang ayah menatap anaknya dengan dalam dan mencoba mencari jawaban yang pas buatnya, namun karena tidak mendapatkan jawaban, mind sang ayah malah menerawang kepada berbagai kegagalan dan keputusasaan akan kejadian masa lalu dalam hal financial, sehingga walaupun sang ayah menatap bocah tersebut tetapi tidak mendengarkan apa yang di ungkapkan oleh anaknya. Sang bocah terus bicara dan menceritakan kejadian yang dialami disekolah dan mengakhiri dengan harapan respon aktif dari sang ayah dengan sebuah pertanyaan “ Apa pendapat papa..?”, “ Papap.. papap kok diam aja”,
sejenak sang ayah tersentak dari perjalanan mindnya dan merespon dengan ketidaktahuan yang mengakibatkan kekecewaan yang lebih dalam lagi “ Sebel..! papa ga peduli, papa ga dengerin.. papa jahat..”
Respon dari percakapan diatas menunjukan sang ayah hanya sebatas melihat tetapi tidak mendengarkan, yang seharusnya adalah pandang dan dengarkan secara seksama.
Pada sebuah tayangan opera di stasiun televisi swasta, mengisahkan tentang keributan rumah tangga yang semakin parah, sang istri menuturkan kekecewaanya pada suami “ Ia ingin lebih sering di pandang dan didengar” karena jika tidak Ia merasa terbawa pada masa kecil yakni tidak diperhatikan dan didengar,dan itu berarti tidak ada kepedulian dan Ia merasa ketakutan walaupun suaminya mengatakan mendengarkan apa keluhannya, tapi sang istri dengan tegas mengatakan “ Ia ingin di tatap ketika Ia bicara”, jika tidak ditatap saat Ia bicara, itu adalah bentuk ketidakpedulian. Mungkin lebih pas jika sang istri menambahkan itu juga bagian dari tidak mendengar. Setelah melewati terapi pada psikiater, akhirnya mereka sudah mulai menerapkan kepedulian dalam menatap pasangan ketika pasangan bicara.
Dan disini terlihat keselarasan antara memandang dan mendengar. Dan ternyata akan lahir masalah jika antara pandangan dan pendengaran tidak dilibatkan dalam kesadaran bertindak, keselarasan disini harus dipertahankan mengingat hakekat dari penglihatan dan pendengaran adalah sejajar dalam struktur anatomi tubuh.
Lebih dalam lagi akan makna melihat adalah ; Menganalisa dan Mencermati, bukan sebuah penglihatan yang terfokus pada sebuah objek semata dan bukan sebuah penglihatan tanpa definisi hakekat. Karena pandangan tanpa makna tidak akan membantu pada proses pendengaran. Demikian juga arti pendengaran, pendengaran adalah pendalaman makna sebuah keadaan yang dicermati dari proses penglihatan. Apa yang terlihat bisa jadi sebatas kekosongan (tanpa fokus mind) jika tanpa pendengaran yang mendalam, sebab pendengaran memfokuskan mind. Anda melihat tanpa fokus mind tetaplah melihat namanya, akan tetapi anda mendengar tanpa fokus mind, bukanlah mendengar namanya karena anda tidak mendengar apa-apa dalam arti maknawi.
Struktur indrawi selanjutnya adalah rasa yang diwakili indra penciuman (hidung) yang letaknya berada dibawah indra penglihatan dan pendengaran. Rasa tidak sebatas aroma berbagai materi fisik seperti aroma makanan atau aroma parfum, karena akan sangat sempit jika kita mempunyai penalaran sebatas hal-hal tersebut, namun dalam mekanismenya kita dapat melihat keterkaitannya dengan intisari rasa itu sendiri yang nantinya akan dibuktikan dengan urutan indrawi dibawahnya yakni indrawi pembukitian rasa (mulut). Anda mencium aroma rasa yang harum pada sebuah makanan dan anda dapat membuktikannya dengan menggunakan indra mulut, tetapi hal yang sama tidak dapat anda lakukan untuk aroma parfum, hal ini karena indra penglihatan telah menggambarkan (dan logika menalarkan) kalau itu bukan sebuah makanan.
Makna rasa adalah ; Memahami sesuatu yang dilihat dan didengar dengan sebuah rasa yang mendalam seirama dalamnya tarikan nafas melalui indra ini, nafas adalah intisari penunjang kehidupan, nafas juga seirama dengan detak nadi dan jantung. Nafas yang penuh dengan makna hidup adalah nafas yang tenang, berirama dan cenderung stabil, ketenangan jiwa anda dapat dilihat dari desah nafas ketika menyikapi sebuah keadaan yang fenomenal atau ekstrim. Dalam dunia tafakkur atau meditasi nafas mempunyai latihan tersendiri agar seimbang dan mempunyai kekuatan dorong dalam menyelami danau mind. olehnya memahami sesuatu haruslah dengan pemahaman yang hidup (nafas = kehidupan). Pemahaman yang hidup adalah pemahaman yang penuh Cinta Kasih dan pemahaman seperti ini akan melahirkan respon yang penuh Cinta Kasih pada indra berikutnya (mulut) dan melahirkan tindakan yang bijaksana pada indra selanjutnya (tangan,dst).
Indra selanjutnya adalah mulut, mulut untuk bicara, juga untuk membuktikan sebuah rasa seperti aroma makanan, Mulut berhubungan langsung dengan perut yang merupakan simbol dan sumber dari segala ego dan penyakit. Mulut jika tidak melibatkan pendalaman indrawi diatasnya (hidung, mata & telinga) cenderung buas dan menjadi sumber malapetaka, olehnya ada pepata bijak mengatakan "Mulutmu adalah harimau-mu" dia akan menjadi buas dan menerkam apa saja sesuai dengan kehendak ego demi mempertahankan esesnsi cinta berkadar rendah (weak love) yakni cinta pada diri dan kehendak sendiri. Olehnya makna yang bijak dari kesempurnaan struktur indrawi yang dimotori oleh mind yang terkendalikan adalah ;
“ Sebuah keadaan yang lahir dari pencermatan yang analitis dari penglihatan (mata) dan pendalaman pendengaran (telinga) yang akan dirasakan (proses) dengan pemahaman yang hidup dan penuh Cinta Kasih (hidung) sehingga merangsang indra bicara untuk merangkai senyum lalu bicara dengan penuh kelembutan dan kehangatan (mulut) sehingga menghadirkan tindakan dalam rangkulan bijaksana atau usapan perhatian yang dalam (tangan)”.
Fenomena yang sering terjadi adalah; pandangan yang tidak cermat akan sebuah keadaan melalui pendengaran yang tidak mendalam tanpa proses pemahaman yang hidup, sehingga indra bicara menggelegar dengan untaian kalimat tanpa cinta dan makna (cacian, hinaan dan fitnah), dan sering melahirkan tindakan kekerasan melalui tangan.
Atau terkadang juga sebuah keadaan tidak melalui struktur indrawi yang sebenarnya dan lahir dari pendengaran tanpa melibatkan penglihatan (analisa dan pencermatan) melompati indra rasa dalam pemahaman yang hidup (indra hidung) tapi langsung pada tindakan kekerasan.
Olehnya kesadaran dalam memahami dan memaknai struktur indrawi tubuh akan melahirkan tindakan dan jati diri sebagai cermin pribadi itu sendiri… Semoga Anda dapat memahami struktur indrawi pada makhluk Tuhan yang lain selain manusia
Terimakasih selamat merenungi..
..Jay Yusuf
28 Januari 2010 pukul 13.31
Hidup ini mengalir bak air hujan, yang turun sesuka dia walaupun ada musim yang sudah di atur ama ilahi rabbi...tapi kita sebagai insan yang memiliki akal sehat dan naluri manusia yang terciptakan berdasarkan struktural yang jelas dari seorang ibu dan bapak, namun sebelumnyua kita juga mengenali sosok figur seorang kakek n nenek...hingga kita dapat membayangkan betapa sempurnanya hidup ini apabila rentetan hidup dan kehidupan yang sudah digariskan menjadi panutan selamanya. sehingga menjadi lengkap akan arti dari manusia tersebut. Begitu indahnya manusia apabila tidak akan mengubah semua nasib dan langkah yang sudah ditetapkan oleh ilahi rabbi, namun tidak akan terelakan oleh manusia untuk mengubahnya karna merasa kesempurnaan bukan hanya milik sang pencipta namun dia juga dapat menciptakan...Masya Allah
kadang alangkah naib nya manusia yang mencoba untuk melakuakn sesuatu yang menurut dia itu sempurna dan menjadikan sebuah tontonan untuk dikembangkan, namun akan menjadi dilema yang sangat dalam baginya, menjadi sebuah renungan yang dapat dihindarkan olehnya, menjadi beban yang sukar dilupakan, tapi kow banyak manusia seperti itu selalu menjadi incaran manusia yang merasa kurang sempurna mengikuti jejak manusia yang menjadi cipataan Allah SWT ini hanya karna dia pernah melakukan hal yang terbaik utnuk orang lain, ataukah dia pernahh menolong orang lain menuju kebaikan hanyua untuk duniawi, atao apakah karna orang ini berduit ???
jawab dan renungkan setiap hidup dan kehidupan yang menjadi langkah untuk menuju akhirat saudara ke seiman ????