Welcome

Selamat datang, semoga
bisa memetik hikma dari
berbagai isi Blog ini......
Jangan lupa tinggalkan
Pesan atau komentar....
Makasih..Salam Cahaya..

Evolusi jiwa menggapai pencerahan

Dari kegelapan yang tumbuh dalam tunas..
Berhijrah kedalam daging yang tak ber-akal...
Lalu bersemi dalam wujud yg sempurna..
Dari situlah evolusi jiwa mulai mengalir..
Mengalir menuju kesadaran..


Ini adalah bait-bait kesadaran yang mengalir dalam kehidupan, namun kita tidak mampu untuk menyimak lebih dalam untuk mau memahami. Kita tidak pernah peduli akan tranformasi jiwa kita karena kita merasa sudah matang dan benar dalam menjalankan apa yang kita pahami selama ini. Pandanglah dunia saat ini! Betapa setiap kelompok mengatasnamakan kebenaran lalu menyerang kelompok lain yang dianggap sesat, mereka begitu buas seperti serigala, begitu agresif seperti anjing-anjing yang kelaparan.. oh.. memang demikian adanya.. didalam jiwa mereka masih melekat erat sifat-sifat kebinatangan itu.

Sebuah kisah sufi memancarkan tentang sifat kebinatangan itu ; Seorang syeck sambil membawa seekor anjing, mengunjungi sekelompok darwis yang belajar ilmu pencerahan jiwa. Begitu sampai dan berdiskusi berbagai hal dengan pimpinan kelompok darwis tersebut, sang syech pun pamit pulang dengan membawa kembali anjingnya “Guru kenapa syeck itu membawa anjing” bertanyalah seorang darwis pada gurunya “bukankah anjing itu haram.?” Dengan bijak gurunya pun menjawab “Beliau adalah sosok yang suci karena sudah mampu mengeluarkan anjing yang ada dalam dirinya, sementara saya masih sibuk berperang dengan anjing yang ada didalam diri”

Sahabatku.. Aku memilih untuk menyepi, semoga dalam diamku bersama-Nya akan terpancar segala apa yang ingin ku lantunkan. Akupun terpaku dalam sebuah renungan panjang dengan segenap pemikiran yang ada, mengkaji dan menyimak lalu membaca segala sabda alam dengan tenang dalam hikmat, tiada satupun yang mampu terbaca dengan bijak lantaran akal selalu mencerna setiap pesan yang datang. Aku mengerti bahwa untuk mengerti sebuah evolusi jiwa, maka aku harus mengenal jiwaku lebidahulu, karena semuanya bersumber di balik itu. Tanpa itu semua, aku hanya terkurung dalam permainan akal pikiran yang dilandasi ego.

Dulu aku tidak memahami apa yang mereka pahami tentang kebenaran, kebenaran yang telah mengevolusikan jiwa-jiwa mereka hingga menggapai pencerahan, aku hanya bisa berdalil tentang kesesatan dalam bingkai nalar dari ketidak sadaran diriku, bahwa akulah yang sebenarnya sesat, tapi aku marah jika mereka mengatakan hal itu kepadaku, walau sebenarnya tidak pernah terlantunkan dari ucapan mereka sedikitpun.

Mengenal jiwa adalah mengenal diri, mengenal diri adalah mengenal alam, mengenal alam adalah mengenal kebenaran. Dan kebenaran itu mutlak adanya didalam setiap jiwa, engkau tidak perlu mencari kedamaian di luar sana, karena aroma mind selalu mengikat kehausanmu dalam setiap ketandusan yang tak pernah terpuaskan. Sampai engkau menyadari, bahwa ketenangan itu bersumber dari dalam dirimu dan terwujud sekarang juga.. yaa..! sekarang bukan nanti atau semenit lagi, yang kamu butuhkan hanya sadar kalau engkau berada dalam kesadaran titik.

Untuk mencapai kesadaran engkau harus melihat jiwamu lebih dalam dan lebih dalam lagi, olehnya melalui tujuh tahap berikut, anda dapat menentukan di tangga mana kini anda berada. Jika anda masih di tahap pertama, maka saya kurang begitu yakin anda mau membaca tulisan ini karena dirimu begitu buta. Olehnya sajian ini saya khususkan buat sahabat-sahabat yang berada pada tingkat ke dua atau ke tiga, karena untuk berada pada tingkat ke empat dan seterusnya anda membutuhkan seorang penuntun yang khusus.

Selamat merenungi akan setiap tangga perjalanan ini dalam menggapai pencerahan jiwa yang hakiki. Semoga dapat memberikan suatu hikmah dalam langkah hidup anda lalu mengantarkan anda pada tahap evolusi jiwa. Dan di tapakan terakhir engkau akan mengerti semuanya dalam kesadaran.  

1. Diri yang menguasai ; Ditangga ini diri tidak mengerti apapun tentang jiwa dan rahasinya lantaran diri yang penuh kuasa dalam lakon kejahatan atau kemaksiatan, diri yang kuasa ini juga ingin mendominasi dan mengontrol masing-masing individu sehingga menjadikan sosok yang tak terkendali serta jauh dari pemahaman moralitas dalam tatanan hidup.
Jika engkau pernah menempati tahapan ini maka resapilah betapa jiwamu begitu gelisa dalam melakoni hidup, nafsu sex dan sifat menyerang menjadi tabiat dalam keseharian. Engkau seperti serigala yang selalu ingin menyerang apapun yang menurut akal logika merugikanmu, bahkan hasrat sex begitu liar seperti seekor babi yang tamak dan serakah.
Tahapan ini adalah tahapan kecanduan yang tidak bisa terkontrol sehingga engkau selalu menyangkal bahwa engkau mempunyai masalah, dan engkaupun sulit untuk berubah pada tahap ini karena engkau tidak mengakui sedikitpun kebutuhan untuk merubah dirimu.  

2. Diri yang penuh penyesalan ; Untuk sampai ketahap ini adalah sebuah gerbang menuju perubahan diri yang lebih baik, engkau telah melangkah namun perbanyaklah langkahmu, engkau telah merenung dan perbanyaklah renungan akan setiap lakon kebodohan yang engkau perankan. Karena di penghujung jalanmu ada secerca harapan yang terbias dari cahaya kehidupan yang walaupun masih redup namun cukup buatmu sebagai bekal dalam melakukan evaluasi diri.
Pada tingkatan ini, engkau telah memahami makna penyesalan lalu engkau mulai belajar untuk mengikuti impuls yang nilainya lebih tinggi. Disini engkau akan mengalami peperangan antara diri yang penuh ego dengan dirimu, pergolakan ini akan sampai pada masanya dimana siapa yang akan mampu menguasai dan jadi pemenang.
Jika engkau kalah dengan dirimu yang penuh dengan kebodohan maka engkaupun kembali berada pada tapakan tahapan pertama dan mengingkari kebenaran. Olehnya paculah dirimu sekuat mungkin karena jika selamanya engkau berada di tahap ini, engkau hanya baru merasakan detak kebenaran, memahami makna penyesalan tapi belum kuat untuk mengubah jalan hidupmu.

3. Diri yang terilhami ; Jika engkau memiliki jiwa pencari maka engkau akan sampai pada tahap ini dan engkau mulai merasakan kenikmatan dalam spiritual, bahkan dirimu akan termotivasi oleh nilai-nilai ideal dalam makna hidup berupa pelayanan dan moralitas. Dalam dunia sufi ini adalah awal dari praktik sufisme yang sesungguhnya.
Sebelum tahap ini, walaupun engkau merasakan energi spiritual, semuanya masih sebatas lahiriah dan pujian dalam level ibadah yang bersifat tekhnis. Bahkan pemahamanmu terhadap kitab-kitab kebenaran masih sebatas textual dan sempit, engkau masih cukup rawan untuk tergelincir dan menjadi fanatik terhadap lingkaran terluar dalam sebuah pemahaman. Olehnya berdirilah dengan teguh di tahap ini dan jadikan nilai hidup yang lebih tinggi sebagai motivasi dan pegangan hidupmu, maka engkau akan berkepribadian lembut, matang, sopan dan berpedoman. Selanjutnya engkau pun mekar dalam akhlak moral yang baik sehingga engkau mulai dihargai secara spiritual.  

4. Diri yang Puas ; Disini jiwamu akan merasakan kedamaian berkat perjuanganmu pada tahap-tahap sebelumnya, keinginan dan kecintaan yang di dominasi oleh ego kini telah sirnah dan membuka pintu bagi dirimu lebih dekat lagi berhubungan dengan Tuhan.
Dimensi ini bertaburkan warna syukur dalam rasa serta telah lahir bibit iman yang matang. Jika engkau menerima kesulitan dalam hidupmu, maka perasaanmu akan sama dengan ketika engkau menerima keberuntungan, karena engkau telah menjadi diri yang puas, lalu engkau mengalami transisi dengan meninggalkan perhatian-perhatian sebelumnya yang membatasi diri dan berangkat “menyatu” sebagai bagian dari diri yang universal.  

5. Diri yang disenangkan ; Sahabatku, pada tahap ini engkau bukan hanya puas dengan apa yang datang dalam hidupmu tetapi ikhlas dan senang dalam melakoninya meskipun itu sebuah kepahitan yang memilukan, karena engkau sadar semuanya datang dari Tuhan. Engkau mulai menyadari bahwa hidup adalah sebuah petualangan olehnya engkau merasa tidak terikat dengan apapun yang engkau lalui demi sebuah tujuan yang mulia.

Sebuah kisa sufi menggambarkan : Sultan Mahmud di Gazna suatu kali berbagi mentimun dengan Ayaz, pengikutnya yang loyal dan dicintainya. Ayaz sangat senang memakan separuh ketimun itu, tetapi ketika sultan memakan separuhnya, ternyata buah tersebut pahit dan karenanya sultan segera memuntahkannya. “Bagaimana kamu mengatur untuk memakan sesuatu yang begitu pahit?” Sultan berseru. “Rasanya seperti kapur atau racun yang pahit!”
“Sultan yang saya cintai” jawab Ayaz.
“Saya menikmati banyak kemurahan dan hadiah dari tangan Tuan, sehingga apa pun yang engkau berikan pada saya terasa manis”

Ketahuilah wahai sahabatku, ketika cinta dan syukur telah terpancarkan dari jiwamu yang tulus untuk Tuhanmu, maka engkau telah menggapai hakekat diri yang disenangkan.  

6. Diri yang menyenangkan Tuhan ; Adalah kekuatan Tuhan sebagai dasar dalam kesadaran mereka, sehingga jiwa-jiwa yang berada di tahap ini senantiasa memancarkan kedamaian dan mampu menebar pesona kasih yang dalam bagi orang-orang disekelilingnya, karena sesungguhnya apa yang mereka perbuat adalah perbuatan Tuhan adanya, mereka merasa tidak bisa melakukan kebajikan sekecil apapun selain datang dari Tuhan, mereka tidak lagi takut apapun atau meminta apapun. karena yang mereka takutkan hanyalah ketika mereka terselubung dalam memandang keindahan Wajah Tuhan.
Rabaiah al-Adawiah melantunkan dalam syair do’anya :
Tuhan! Bila sujudku padamu karena takut neraka, bakar aku dengan apinya.
Bila sujudku padamu karena damba syurga, tutup untukku surga itu.
Namun bila sujudku demi Kau semata, jangan palingkan wajah-Mu.
Aku rindu menatap keindahan-Mu
 

**syair di atas dapat di dengar dg player di bawah ini**


Ibnu al-Arabi mengambarkan tingkatan ini sebagai perkawinan antara diri dengan jiwa. Diri yang menyenangkan Tuhan telah mencapai kesatuan dan kebulatan bathin yang otentik. Pada tahap awal diri berjuang dengan melawan dunia, sebab mereka mengalami serba keragaman.
Sebuah cermin yang pecah akan menciptakan ratusan bayangan yang berbeda dari satu obyek gambar. Jika cermin tersebut diutuhkan kembali, maka bisa memberikan bayangan yang tunggal.

Wahai diri yang melangkah dalam kebenaran, satukanlah keberagaman dunia, maka engkau telah menenggelamkan hijab terbesar antara engkau dan Maha Kebenaran, karena sesungguhnya segala sesuatu adalah satu dan menyatu adanya.

7. Diri yang murni nan suci ; Maha suci Tuhan dari segala kebodohan dan prasangka semu. Karena kuasa dan kebesaran-Nya yang telah mengantarkan hamba-hamba-Nya untuk sampai pada level diri yang murni nan suci, walau teramat sedikit yang dapat menggapai maqom ini, lantaran hanya jiwa yang suci dari ego dan murni terlepas dari keterpisahan, karena hanya ada penyatuan dengan Tuhan.
Di singgasana ini engkau telah menyadari kebenaran “Tidak ada Tuhan selain Allah” karena engkau mengalami dan membuktikan bahwa tidak ada siapa-siapa kecuali Tuhan, hanya Tuhan yang maha ada, sedangkan segala sesuatu di alam ini hanya sebatas sebutan.. yaa.! hanya sebutan karena setiap perasaan individuallitas dan keterpisahan adalah ilusi.

Senandung Syair Rumi buat mereka yang sampai di tahap ini ;

Bila engkau bisa membersihkan dirimu meski dengan sekali saja;
Rahasia dari segala rahasia akan terkuak untukmu.
Wajah Yang Gaib,
yang tersembunyi di balik semesta alam akan muncul di layar kesadaranmu

Wahai diriku.. Hanya sebuah pengharapan kepada-Nya untuk kesempurnaan dijalan ini. Akankah bisa termakanai semua rahasia hidup ini? Oh.. tidak, aku tidak membutuhkan jawaban karena yang kubutuhkan adalah sebuah rasa. Dan untuk mendapatkan itu aku harus terus berjalan dalam petualangan jiwa.

Sahabatku.. berjalanlah maka engkau akan memahami semuanya dengan rasa, namun engkau tidak akan mengerti arah dari perjalanan ini sampai engkau mendapatkan seorang penuntun yang sejati, seorang yang memahami secara mutlak akan perjalanan ini, dia yang menunjukan arah jalan menuju singgasana kebenaran, lalu mengantarmu sampai di gerbangnya.

Temukan sang penuntun sejati dan selamatlah hidupmu di dunia dan akhirat. Dia sering di sapa dengan seribu nama sesuai lakon hidupnya, dia tersembunyi di tempat yang begitu terang, bahkan diapun mungkin pernah memperbaiki tapak sepatumu yang sobek ketika engkau memanggilnya sebagai tukang sol sepatu.
Dia Juga bisa hadir sebagai seorang pimpinan pada perusahaan tempatmu bekerja, atau menjadi pekerja kebersihan di lingkungan tempat tinggalmu.

Ingatlah.! engkau hanya akan berjumpa dengannya atas kehendak Tuhan, lantaran dia disembunyikan sangat ketat oleh Tuhan. Dialah Sang Guru, Syeck, Mursyid yang hadirnya adalah sebagai perpanjangan tangan dari para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan ilmu kebenaran ini pada mereka-mereka yang dipilih oleh Tuhan.

Seorang Mursid yang dianggkat Oleh Mursyidnya dan tidak ada Mursyid yang mengangkat dirinya sendiri, hati-hatilah.! Guru adalah penuntun sekaligus dokter spiritual jiwa bagi para pencari kebenaran, karena banyak yang akan terluka di perjalanan ini, dia yang akan meramu kimia spiritual untuk transformasi jiwa murid-muridnya menuju kondisi jiwa yang suci.

Seorang murid di depan guru, ibarat sebuah kayu gelondongan. Maka sang guru akan memahat menjadi hasil karya yang bernilai seni tinggi, dia tidak menambah apapun pada setiap pahatannya, karena yang dia lakukan hanyalah membuang hal-hal yang tak berguna (hijab) dalam jiwa murid-muridnya.
Apapun keadaanmu sekarang, maka itulah masa lalu gurumu, olehnya pandanglah gurumu sebagai masa depanmu, maka engkau akan diantarkan sampai pada puncak kesadaran, puncak pencerahan. Dan bersyukurlah. Karena tiada satupun karunia yang terindah di dunia ini selain berjumpa dengan sang Mursyid.

Suatu hari, seorang guru sufi ditanya perihal kesabaran. Dan dengan sangat indah dia berbicara tentang kesabaran dengan kata-kata yang penuh kebijaksanaan. Tak lama kemudian, seekor kalajengking menyengat kakinya, tak hanya sekali tapi berulang-ulang. Meski demikian, dia tidak memutus pembicaraannya, meski kesakitan. Tatkala para pendengarnya sadar akan apa yang telah terjadi, mereka terheran-heran karena sang guru tidak memindahkan kakinya dari kalajengking yang menyengatnya.
“Saya tengah membahas kesabaran,” jelas sang guru. “Saya bisa sekali memberikan kalian sejumlah saran tentang topik itu tanpa memberikan contoh ihwal kesabaran pada diri saya sendiri. Tapi itu akan membuat saya malu di hadapan Tuhan” 



  1. assalamuaalaikum..saya hasree from malaysia... love this blog...u make my day cleary..thank mr jay yusuf...ku mintak izin untuk share penulisan yg berilmu ini terima kaseh tidak terhingga...salam dari seberang....

  1. Walaikum salam. Thank you liked this blog, as well as your comments. please share your posts on the blog for anyone. if you want to share personally with me, add me on Facebook, maybe someday we can meet to discuss the spiritual (if you're interested in learning ma'rifat through my teacher), because I live close to your location, I live in Batam Island.

    Salam ya buat keluarga...

    Wassalam...

  1. Sangat brmanfaat..sya sperti prnah memahaminya..tpi msih sdikit dLm meLakoninya.. sperti ada keiLahian ketika sya bisa memahami smua itu.. Smua hnya Dia..Smua tdk ada kecuaLi hnya Dia Lah yg ada.. Dia sperti matahari..dan semua seolah2 hnyaLah sperti Pancaran Sinarnya saja..(Pancaran Sinar matahari).. kt smua&bhkn smua yg ada diantara Langit&Bumi.. hnyaLah Pancaran Sinar Matahari(Tuhan/ALLoh).. sy hnyalah seorang Murid dLm kehidupan..yg seLaLu mmbtuhkan Sang Mursyid utk mmbimbing saya mnuju Kbenaran smpurna.. krena sya msih diseLimuti Duniawi.. saLam Sufi sejati.. dari saya Murid iLmu Sejati..

  1. Subhannallah
    Terimakasih Pak Ustazd Jay

Posting Komentar

Anda punya saran atau komentar..silahkan biar kita bisa berbagi. gunakan acount anonymous bila tak punya count google atau lainnya.

::: Narasi perjalanan menuju Tuhan :::
(Scr Narasi : Attar )
Luangkan waktu anda sejenak... Rilex dan tenang dalam damai lalu dengarkan alunan NARASI dibawah ini..... Pahami dengan hati dan Renungkan hikmahnya Semoga bermanfaat..........Tq.
.