jiwa menggapai surga atau penyatuan?
Hendaklah diri memaknai secara mendalam akan makna dari kematian, lantaran disanalah dia memahami jiwanya, lalu mengantarnya untuk mengerti akan hakikat diri yang sesungguhnya..
Hendaklah diri mengerti akan makna hidup, dimana hidup bukanlah sebatas perhitungan matematis antara pahala dan dosa lalu bermuara pada nikmat atau siksaan..
Hendaklah diri menyadari akan segala kekurangan dan selalu mau belajar dalam hidup ini, maka Tuhan akan membimbing jiwa-jiwa yang mau mencari kebenaran sejati..
Banyak manusia menganalogika sebuah kematian sebagai akhir dari segalanya menyangkut hidup, lalu menjadikan surga dan neraka sebagai arah tujuan hidup, ini adalah gambaran dari mereka yang hidup diselimuti dengan pamrih, apapun yang mereka lakukan semunya dikonversikan menjadi sebuah nilai yang akan ditukar dengan surga dan segala kenikmatannya.
kematian bukanlah akhir dari segalanya bagi mereka yang belum menyempurnakan jiwanya, kematian hanyalah sebuah gerbang untuk terlahir kembali ke bumi untuk menebus segala utang kehidupan karena sesungguhnya apapun yang diperbuat akan menuai balasannya.
Kematian adalah gerbang buat jiwa yang telah berjuang dengan sempurna dalam mensucikan dirinya, karena segala yang kembali kepada yang maha suci haruslah disucikan. olehnya untuk jiwa-jiwa yang telah mensucikan diri, bagi mereka tidak tepat jika ada ucapan" Turut berduka cita" atas kepergian mereka, karena kematian bukan sebuah duka, kematian juga bukan sebuah musiba, bagi mereka kematian adalah gerbang cakrawala penyatuan dan pembuktian bahwa segala dari Allah dan akan kembali kepada Allah, dan mereka akan bersama Allah dalam kebahagiaan yang abadi.
Awalnya jiwa-jiwa ini akan mengerti tanda-tanda kematian mereka mulai dari 40 hari, 20 hari, 7 hari lagi sampai pada sesaat lagi. Allah berfirman di dalam Al-Quran surat al-baqarah ayat 180 :
“Diwajibkan atas kamu apabila seorang diantara kamu kedatangan (melihat atau membaca) tanda-tanda kematian maka berwasiatlah kepada bapak, ibu dan saudara-saudara dekatnya, jika ia meninggalkan harta atau peninggalan yang banyak. Ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa”.
Disaat kematian akan datang jiwa-jiwa ini memandang dalam kedamaian akan wajah Rabb-nya, menyelimuti mereka lalu membawa mereka pada singgasana ketuhanan yang indah nan tiada banding, jiwa jiwa ini akan disambut sebagai mana dalam al-Quran surat Al-Fajt 89 : 27-30 allah berfirman ;
"Wahai Jiwa yang tenang Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho dan diridhoi Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku Dan masuklah ke dalam Nurul Jannah-Ku"
Lalu kemanakah episode alam kubur yang berisikan nikmat atau siksa kubur?
Alam kubur adalah sebuah kiasan akan gambaran kehidupan jiwa setelah kematian, dia bukanlah ajang penyiksaan fisik seperti yang dipahami masyarakat awam selama ini, karena setelah jiwa terpisah dari jasad, maka jasad tidak akan berinteraksi apapun didalam tanah. Makna alam kubur adalah mencerminkan respon jiwa setelah kematian, dimana jiwa sangat menderita akibat keterikatan dengan hal duniawi yang begitu tinggi, jiwa-jiwa ini sangat merasakan bagaimana isak tangis keluarga mereka yang di tinggal pergi tetapi tidak mampu merespon apapun, jiwa ini juga semakin menderita dengan segala materi yang ditinggalkan serta berbagai rencana hidup yang belum tercapai, jiwa ini juga berulang kali mencoba kembali kejasad yang terbujur kaku namun tidak bisa menyatu seperti sediakala, jiwa ini berontak bahkan menjerit akan tetapi perbedaan dimensi maka komunikasi dengan alam fisik tidak mampu terjalin, maka semakin menderitalah jiwa-jiwa ini.
Awalnya jiwa tidak mau menerima kematiannya dengan mencoba kembali kejasadnya, dia bahkan tidak mampu menerima kehadiran Rabb-nya karena ketidaktahuan akibat selama didunia dia tidak mengenal-Nya, pengenalan-Nya hanya sebatas asma sifat dan af-al tapi tidak mengenal Zat-Nya. lalu diapun terpaksa menerima kematiannya ketika melihat jasadnya terkubur. selanjutnya jika dia adalah golongan yang tingkat spiritual syariatnya baik, maka didalam pikirannya adalah bagaimana dia akan menghadapi pertanyaan malaikat, lalu berujung pada nikmat kubur dan surga, semuanya itu akan terwujud sesuai apa yang dia pikirkan, namun apapun itu semuanya adalah ilusi semata karena hakikat surga yang sebenarnya adalah disisi Tuhan.
Jika jiwa-jiwa ini adalah golongan yang suka bermaksiat, maka dia akan menghadapi siksaan kubur dan berujung pada neraka, semuanya tercipta dari alam pikirnya sendiri, karena hakekat dari neraka adalah sebuah penebusan kesalahan hidup yang harus dilakoni kembali ke dunia. Jika jiwa-jiwa ini memiliki sedikit saja kesadaran, maka mereka akan terbebas dari siksaan kubur yang tercipta dari pikiran mereka, kesadaran yang saya maksud adalah ; Sadar kalau saat itu mereka bukanlah jasad, tetapi jiwa, olehnya tidak akan ada penderitaan yang bersifat fisik seperti ; sakit, kelaparan, rasa kantuk bahkan kematian tidak ada lagi karena meraka sudah mati, dan mati adalah dimensi jasad, bukan jiwa, jiwa selamanya akan abadi.
Ketika jiwa-jiwa ini terperangkap di alam ruh dan tidak menemukan jalan untuk menembus singgasana ketuhanan (ilahi Rajiun) atau menembus rahim untuk terlahir kembali, maka jiwa-jiwa ini akan berkeliaran di alam raya tanpa jasad sampai ribuan bahkan jutaan tahun dan sesekali menampakan diri (penampakan). kadang jiwa-jiwa ini melalui seseorang yang ahli dapat dipanggil untuk melebur pada jasad seseorang lalu diajak untuk berkomunikasi.
Sedangkan bagi jiwa-jiwa yang mengalami kematian dalam tragedi dramatis, seperti kecelakaan pesawat atau kecelakaan lalulintas cenderung tidak mau menerima kematiannya, sehingga merelay kembali kehidupannya sebelum kematian, mereka membayangkan bagaimana di rumah bersama keluarga, diantar di airport, lalu menikmati penerbangannya, dan ketika sampai pada episode kecelakaan, relay kehidupan di putar ulang dan terus menerus sampai jutaan kali, relay kehidupan ini begitu nyata dan hidup dan mereka berada didalamnya seolah-olah menjalani kehidupan seperti biasa. Mereka hanya akan keluar dari perangkap alam pikir mereka manakala terbangun kesadaran sehingga mau menerima kematiannya, hal-hal yang dapat membangun kesadaran adalah bisa berupa kiriman do'a-do'a dari keluarga dan kerebat atau juga dibutuhkan seseorang yang mampu menembus dimensi ruh dan menyadarkan mereka secara langsung dengan kontak energi ruh.
Dan ketika mereka menerima kematiannya, maka saat itu akan datang kesempatan untuk menembus singgasana ketuhanan, dan semuanya itu tergantung dari kematangan jiwa selama hidup di dunia, apakah dia adalah golongan orang-orang yang mengenal Allah dengan sempurna? (Ma'rifatullah)
Adalah sesuatu yang cukup bijak, jika akhirnya jiwa-jiwa ini dikembalikan ke dunia melalui kelahiran kembali untuk menebus segala utang kehidupan, akan tetapi mampukah jiwa-jiwa ini memilih rahim? karena ada tiga peluang untuk menuju dimensi fisik yakni; terlahir sebagai manusia, binatang dan tumbuhan.
Jika terlahir sebagai manusia, apakah jiwa-jiwa ini mampu memilih untuk dilahirkan pada rahim dari golongan keluarga yang sakinah? yakni golongan orang-orang yang beriman dan beramal sholeha, yakni mengenal Allah dengan sebenar-benarnya dan mengerti akan makna dari hidup ini?
Selamat merenungi.. sampai jumpa di episode tentang Surga dan neraka yang akan datang, Ada teman saya berpendapat, surga itu terlalu tradisional dan saya setuju akan hal itu, surga hanya cocok bagi umat jaman dahulu yang hidup di erah abad pertanian dan kurang cocok buat generasi yang hidup di jaman industri, apalagi di jaman milenium ini, semuanya lantaran surga hanya sebatas menjanjikan istana, sungai, wanita dan buah-buahan, tidak ada fasilitas internet, atau teknologi modern. nah semunya ini manakala kita memahami segala sesuatu secara textual dan bukan secara hakikat....
Ok .. sobat sejatiku.. sampai jumpa pada postingan yang akan datang tentang hakikat surga dan neraka.. selamat merenung dan mohon maaf baru kembali posting di blog ini, juga maaf sekali lagi karena semua artikel ini sudah di kunci untuk copy paste karena begitu saya menelusuri ternyata ada puluhan web dan blog yang meng-copy artikel di blog ini lalu di paste pada domain mereka tanpa menyebutkan sumbernya
::..Wassalam
9 Maret 2013 pukul 00.10
Sangat mudah saya Pahami . terima kasih Mas Muhammad Yusuf atas pencerahannya . tolong bimbing saya , dengan mengirim artikel Mas Yusuf ke e-mail saya . saya pasti baca .Terima kasih .Wassalam